“Lalu malaikat yang pertama meniup sangkakalanya dan
terjadilah HUJAN ES, DAN API, BERCAMPUR DARAH; DAN SEMUANYA ITU
DILEMPARKAN KE BUMI; MAKA TERBAKARLAH SEPERTIGA DARI BUMI dan sepertiga dari pohon-pohon dan hanguslah seluruh rumput-rumputan
hijau” (Wahyu 8:7).
Kalau saja perang nuklir
terjadi, berikut adalah saran ke mana kita harus berlindung. Di utara Taman
Nasional Yellowstone, ada sebuah tempat yang disebut Lembah Firdaus. Pada
pemandangan luar biasa di lembah ini, dengan mudah akan ditemukan: Peralatan
ventilasi, pintu-pintu berbentuk kubah di punggung-punggung bukit, menara
pengawas yang dapat berfungsi ganda sebagai kubu senapan mesin. Salah sebuah
tempat perlindungan itu dinamai Bahtera Mark, seperti motel yang tertanam 6
meter di bawah tanah. Ketika seseorang bertanya kepada pembangunnya, “Mengapa
engkau tidak tinggal di sini?” Dia berkata, “Apakah engkau gila? Satu-satunya
alasan saya akan tinggal di sini, adalah jika situasi mengharuskan saya tinggal
di sini.”
Bahtera Mark dipenuhi
berbagai perlengkapan dan bahan makanan yang mungkin berguna pada masa
pengungsian yang lama. Selanjutnya terdapat ruang penetralan dan sebuah ruang
mesin dengan sejumlah besar bahan bakar tersimpan di sana. Tempat perlindungan
utama adalah berukuran kirakira 10 meter lebarnya dan 40 meter panjangnya.
Terdapat tiga lantai dan 40 kamar tidur. Juga memiliki klinik yang lengkap dan
dapur umum yang besar, cukup memberi makan 150 orang, kata pendiri bangunan
tersebut.
Tetapi mengapa 150 orang
ingin pergi ke bawah tanah selama setahun? Semuanya diawali pada tahun 1980
ketika ramalan tentang perang nuklir dimulai sebuah kelompok agama lokal yang
kontroversial, Gereja Universal dan Triumphant. Tren membangun tempat
perlindungan segera menyebar ke gereja tetangga. Saat ini daerah itu memiliki
sekitar 30 tempat perlindungan.
Menurut seorang yang
kemungkinan besar akan tinggal di tempat itu, “Ketika hal itu telah terjadi,
keseimbangan siklus udara akan terganggu. Arus angin yang keras yang seharusnya
tinggal di atas, dapat turun ke permukaan, dan bayangkan, angin dengan
kecepatan 490 km per jam pasti akan mengubah keseluruhan hidup kita.” Di Lembah
Firdaus, mereka berpikir bahwa seluruh penduduk Amerika tidak bersiap-siap.
Kebanyakan orang-orang
ini adalah orang Kristen yang konservatif, yang memandang sangkakala itu
sebagai bencana alam yang akan menimpa seluruh manusia. Tetapi mereka salah
memahami arti ayat ini. Menurut Wahyu, sangkakala adalah penghakiman Allah
kepada mereka yang tidak percaya (Why. 8:3-5; 9:4). Jadi, jalan terbaik dan
paling aman untuk menghadapi penghakiman Allah bukanlah tempat perlindungan di
Montana, tetapi penurutan kepada Injil Yesus Kristus.
Tuhan, manakala duniaku “runtuh,” tolong aku untuk
selalu percaya kepada-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar