“LALU MALAIKAT YANG KETIGA MENIUP SANGKAKALANYA DAN
JATUHLAH DARI LANGIT SEBUAH BINTANG BESAR, MENYALA-NYALA SEPERTI OBOR, DAN IA
MENIMPA SEPERTIGA DARI SUNGAI-SUNGAI DAN MATA-MATA AIR. NAMA BINTANG ITU IALAH
APSINTUS. DAN SEPERTIGA DARI SEMUA AIR MENJADI APSINTUS, DAN BANYAK ORANG MATI
KARENA AIR ITU, SEBAB SUDAH MENJADI PAHIT”
(Wahyu 8:10, 11).
Bahasa dari sangkakala
ini menggemakan Perjanjian Lama. Misalnya, jatuhnya bintang mengingatkan
tentang Lusifer jatuh dari surga di dalam Yesaya 14. Lusifer, yang mengklaim
ingin menjadi seperti Allah, diusir dari surge seperti bintang jatuh dari
langit (Why 8:10). Kitab Suci sering mengaitkan obor, atau pelita, dengan
Firman Allah (Mzm. 119:105; Ams. 6:23). Namun di sini Yohanes mengaitkan itu
dengan sebuah bintang jatuh, jadi itu melambangkan lawan dari kebenaran. Dengan
demikian, kejatuhan itu mewakili kemunduran rohani (Why. 2:5; Ibr. 4:11).
Bintang jatuh itu bersinar seperti Firman Allah, tetapi bukan yang sebenarnya.
Gambaran-gambaran ini sesuai dengan kepahitan yang terjadi pada sungai-sungai
dan mata air yang terdapat
dalam ayat hari ini. Sungai dan mata air melambangkan
minuman rohani. Sama seperti kita membutuhkan air untuk hidup, demikian juga
kita membutuhkan minuman rohani (Roh Kudus—Yoh. 7:37-39; Mzm. 1:3) agar iman kita
tetap hidup.
Namun demikian, saat
bintang jatuh itu menimpa sungai-sungai dan mata-mata air, hal itu membuat air
menjadi pahit. Orang-orang mencari pemenuhan dari Roh dan kebenaran, tetapi
malah sebaliknya, teracuni oleh air yang telah menjadi pahit. Dalam Perjanjian
Lama, apsintus dan kepahitan merupakan simbol yang tetap karena kemurtadan dan
penyembahan berhala (Ul. 29:17, 18). Karena air kebenaran telah diracuni, hal
yang seharusnya menjadi kehidupan yang menjanjikan berubah menjadi sumber
kematian. Air yang pahit tidak dapat menopang kehidupan (Rat. 3:15, 19; Kel.
15:23).
Sangat menjengkelkan
ketika membeli program komputer yang mencakup petunjuk penggunaannya yang penuh
dengan informasi campur aduk. Petunjuk penggunaan itu mengatakan, “Jika Anda
ingin mengerjakan ini, lakukan ini dan ini.” Tetapi saat Anda melakukan apa
yang diperintahkan petunjuk itu, tidak terjadi apa-apa atau komputer menjadi
rusak.
Nah, mudah-mudahan itu
tidak Anda alami. Tetapi dalam dunia rohani, hal itu masih sering terjadi.
Orang-orang dihadapkan pada segala jenis informasi palsu mengenai Allah dan
kehidupan rohani. Saat mereka memercayainya, “program komputer” rohani mereka
mulai tak berfungsi, dan akibatnya sungguh berat.
Tuhan, tolong aku untuk lebih serius dengan apa
yang aku yakini. Aku tidak ingin memiliki iman yang biasa-biasa saja—aku
menginginkan iman yang akan bertahan apa pun juga yang terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar