“Lalu MALAIKAT ITU
MENGAMBIL PEDUPAAN ITU, MENGISINYA DENGAN API DARI MEZBAH, DAN MELEMPARKANNYA KE
BUMI. MAKA MELEDAKLAH BUNYI GURUH, DISERTAI HALILINTAR DAN GEMPA BUMI. Dan ketujuh malaikat yang memegang KETUJUH SANGKAKALA ITU
bersiap-siap untuk meniup sangkakala itu” (Wahyu 8:5, 6).
Pada pukul 8 malam di
tanggal 30 Oktober 1938, sebagian besar keluarga-keluarga Amerika berkumpul
mengelilingi radio mereka mendengarkan program nomor satu di negeri, Edgar
Bergen dan rekan bodohnya Charlie McCarthy. Namun di stasiun radio lain,
disiarkan acara Mercury Theatre on the Air. Orson Welles mengawali acara dengan ramalan cuaca palsu diikuti musik.
Dia menginterupsi musik dengan serangkaian berita singkat mengenai ledakan-ledakan
di Planet Mars, diikuti oleh datangnya sebuah silinder aneh tepat di luar Kota
Trenton, New Jersey.
Banyak pendengar saluran
radio lain beralih ke siaran itu, mereka tertarik pada siaran berita singkat
yang agaknya langsung. Acara itu mencakup wawancara palsu dengan kerumunan
orang banyak dan sirene polisi di latar belakangnya. Seakan-akan benar-benar
terjadi, dilaporkan adanya makhluk-makhluk mengerikan mengobrak-abrik sekitar
New Jersey, menewaskan para polisi dan warga sipil. Makhluk angkasa luar dari
Mars sedang menyerang semua orang.... Khayalan pendengar mulai menggila.
Kepanikan massal menyebar ke seluruh negeri. Acara ini berhasil menipu bahkan
para ilmuwan yang terpelajar.
Di Fayetteville, Indiana,
keluarga Nickless menjadi khawatir terhadap nyawa mereka. Mereka mengumpulkan
anak-anak mereka dan berkendara sejauh satu setengah mil ke rumah Kakek. Kakek
Nickless adalah seorang pria kuat yang berpandangan kokoh. Ia pasti tahu apa
yang mesti diperbuat. Saat mereka tiba di tempat Kakek, mereka nyaris histeris.
Teriak mereka, “Nyalakan radio!” Kakek mendengarkan sebentar lalu mulai
tertawa. Ia memberitahu mereka bahwa itu suatu tipuan, itu hanya sebuah acara
radio.
“Bagaimanakah Kakek
tahu?” teriak mereka. Meraih Alkitabnya, Kakek berkata, “Menurut ini, dunia tidak
akan berakhir dengan cara demikian.” Lalu dia mengingatkan mereka tentang Kitab
Wahyu dan apa yang bakal terjadi. Setelah beberapa saat, keluarga Nickless
menjadi tenang dan kembali ke rumah untuk menidurkan anak-anak. Kakek itu
benar.
Hal-hal ganjil telah
terjadi dan masih akan terus terjadi di dunia ini. Sangkakala Kitab Wahyu tidak
menyembunyikan tanda-tanda bencana. Tetapi Yohanes menulis kitab tersebut bukan
untuk menakut-nakuti kita. Sebaliknya, kitab itu memberikan jaminan kepada kita
bahwa tidak peduli seburuk apa pun keadaan, pada akhirnya semuanya akan
berakhir baik.
Tuhan, tenangkan kekhawatiran dan ketakutanku
dengan jaminan dari Firman-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar