“Dan kepada mereka masing-masing
diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka dikatakan, bahwa mereka HARUS BERISTIRAHAT
SEDIKIT WAKTU LAGI hingga genap
jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama
seperti mereka.” (Wahyu 6:11).
Terjemahan di atas mencerminkan beberapa aspek yang
membingungkan dari ayat ini. Yang pertama, apa yang semestinya dilakukan oleh
“jiwa-jiwa yang ada di bawah mezbah” (Wahyu 6: 9,10)? Mereka dikatakan harus
“beristirahat, menunggu sedikit waktu lagi.” Gantinya melakukan sesuatu, mereka
harus tetap diam sampai sesuatu terjadi. Dalam banyak terjemahan, sesuatu yang
ditunggu itu adalah satu jumlah tertentu dari para martir yang akan dipenuhi
[“hingga genap jumlah…(ayat 11)”]. Tetapi kata “jumlah” bukanlah arti
sebenarnya. Telah dijelaskan kemarin, para penerjemah menempatkan kata tersebut
agar bagian itu dapat dimengerti. Tetapi bagian itu memang masuk akal.
“Kawan-kawan pelayan” hingga “genap”, mungkin merujuk kepada karakter mereka
pada masa krisis terakhir dalam sejarah dunia (Wahyu 19:7,8). Mereka sedang
menunggu Allah bertindak secara istimewa kepada mereka.
Perintah dari surga untuk “beristirahat” agak mengejutkan di
baca. Ketika saya “bersantai” (baca:menunda)
maka kejadian buruk biasanya terjadi. Sebagai contoh, di sekitar tangki septik
di rumah saya tumbuh rumput liar dan rumput itu tumbuh dua kali lebih cepat dan
lebih lebat dari pada semua tanaman lain di pekarangan rumah kami. Khususnya di
bulan Mei, dimana tersedia banyak sinar matahari dan hujan. Tetapi berita baik
untuk rerumputan itu menjadi berita buruk buat saya, kalau saya “beristirahat”
lebih dari satu atau dua hari dari jadwal memotong rumput. Karena rerumputan
itu tumbuh cepat sekali. Terkadang sangat susah dipotong karena ukurannya yang
besar. Jika rumputnya agak lembab, dan hampir setiap hari, mesin pemotong
rumput akan cepat sekali tersumbat. Sehingga setiap meter saya harus berhenti
dan membersihkan bawah mesin. Sungguh satu pekerjaan yang tidak menyenangkan.
Maksud
saya adalah, pekerjaan menunggu atau menunda dapat menjadi satu hal bodoh yang dilakukan. Akan tetapi surga
memerintahkan jiwa-jiwa di mezbah untuk beristirahat sebentar lagi, supaya
Allah dapat melakukan pekerjaan-Nya. Rasanya sangat senang jika kita dapat
mendengar suara Tuhan dari surga, mengatakan kapan harus beristirahat, dan
kapan beristirahat itu tidak dibutuhkan. Tetapi dalam mencari tahu keinginan
dan waktu Tuhan, kita juga mendapatkan pelajaran yang berharga. Sementara
beristirahat rasanya seperti penundaan, tetapi itu juga dapat menjadi ungkapan
iman kita kepada kehendak Allah.
Tuhan,
hari-hariku penuh dengan segala kegiatan. Aku butuh tuntunan-Mu. Tolong aku untuk
percaya kepada-Mu, bahwa Engkau bekerja dalam segala sesuatu dalam hidup ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar