“Dan aku melihat seorang malaikat lain
muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa METERAI ALLAH YANG
HIDUP; dan ia berseru dengan suara
nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut,
katanya: "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum
kami MEMETERAIKAN HAMBA-HAMBA ALLAH
KAMI pada dahi mereka!" (Wahyu
7:2,3)
Kata pemeteraian di
dalam Perjanjian Baru memiliki beberapa makna. Yang pertama dan terutama, Anda
bisa memeteraikan sebuah dokumen untuk melindunginya dari kerusakan. Anda bisa
melakukan hal yang sama dengan sebuah makam atau sel penjara. Saat Anda
memeteraikan sebuah dokumen atau tempat, Anda menutupi sesuatu atau seseorang :
Misalnya di dalam Alkitab mencakup makam Yesus (Matius 27:66); gulungan kitab
surgawi (Wahyu 5); serta pemenjaraan Setan di jurang tak berdasar (Wahyu 20:3).
Yang kedua, pemeteraian dapat menjamin bahwa seseorang atau
sesuatu itu dapat diandalkan ; Surat-surat bersertifikasi memiliki meterai yang
mengindikasikan bahwa informasi yang ada di dalamnya dapat dipercaya atau telah
disampaikan tanpa dirusak. (bnd. Yohanes 3:33;6:27;Roma 15:28;1 Korintus 9:2).
Yang ketiga, pemeteraian bisa mengindikasikan bahwa Allah
telah menerima seseorang. Tuhan tahu siapa milik-Nya dan Dia mengaruniai mereka
Roh Kudus (2 Timotius 2:19;2 Korintus 1:22; Efesus 1:2;4:30). Oleh karena itu,
pemeteraian dikaitkan dengan penyunatan pada abad pertama (Roma 4:11), dan yang
kedua dengan baptisan. Pemeteraian dalam Wahyu 7 terjadi sebelum penutupan
pintu kasihan. Dari sudut pandang Yohanes, pemeteraian mencakup hubungan umat
dengan Allah di zaman akhir. Dalam arti lebih luas, pemeteraian menyatakan umat
berkenan kepada Allah. “Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya” (2 Timotius 2:19).
Jadi, Perjanjian Baru tidak membatasi konsep pemeteraian pada zaman akhir.
Namun di dalam Wahyu 7, pemeteraian muncul dalam latar zaman akhir. Pengabaran
Injil yang terakhir menghasilkan pada satu hari besar pemeteraian.
Umat Kristen perlu melakukan penelitian mendetail terhadap
Kitab Suci agar memahami jalan-jalan Tuhan. Kita hidup di zaman dimana banyak
orang tidak memiliki kesabaran untuk mendalami Alkitab, karena merasa tidak
memiliki kegunaan atau hasil yang cepat kelihatan. Namun penelitian seperti itu
dapat memberikan sukacita yang besar. Seandainya orang-orang Kristen ingin
memahami perkara-perkara Tuhan yang mendalam. Mereka harus sesekali melakukan
studi secara mendetail, sekalipun kita tidak segera tahu apakah itu berguna
atau tidak. Namun pahala jangka panjangnya untuk studi-studi semacam itu adalah
pemahaman gambaran keseluruhan yang dapat mengubahkan segala yang Anda baca di
dalam Alkitab.
Tuhan, terima kasih atas kedalaman
tantangan yang terkandung dalam Firman-Mu. Semangati aku menerima tantangan itu
dan membukakan pikiranku untuk memahami betapa dalamnya hikmat-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar