“Dan
aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: SERATUS EMPAT PULUH
EMPAT RIBU YANG TELAH DIMETERAIKAN DARI SEMUA SUKU KETURUNAN ISRAEL. Dari suku Yehuda dua belas ribu yang
dimeteraikan, dari suku Ruben dua belas ribu, dari suku Gad dua belas ribu,
dari suku Asyer dua belas ribu, dari suku Naftali dua belas ribu, dari suku
Manasye dua belas ribu, dari suku Simeon dua belas ribu, dari suku Lewi dua
belas ribu, dari suku Isakhar dua belas ribu, dari suku Zebulon dua belas ribu,
dari suku Yusuf dua belas ribu, dari suku Benyamin dua belas ribu. “ (Wahyu
7:4-8).
Richard
Bauckham, ahli Perjanjian Baru berkebangsaan Inggris berargumen dengan sangat
meyakinkan bahwa ayat ini menggemakan
gagasan Perjanjian Lama tentang sensus militer bangsa itu. Israel sedang
menghitung suku-sukunya untuk menentukan kekuatan militer bangsa itu.
Penghitungan dibatasi hanya kaum pria dalam usia militer (Bilangan 1:3; 19-46;
26:1-51; 2 Samuel 24:1-9). Jadi, ke-144.000 orang dalam Wahyu terdiri dari kaum
pria dari ke-12 suku Israel.
Kata yang diulang-ulang “dari suku…”
sangat menggemakan sensus dalam Bilangan 1 saat bangsa Israel diatur untuk
menaklukan Tanah Perjanjian. Sensus itu berfungsi sebagai model untuk
peperangan eskatologikal di dalam gulungan-gulungan kitab Laut Mati (1QM), dan
Kitab Wahyu. Jumlah balatentara Israel
di Wahyu 7 jelas-jelas bersifat simbolik, seperti halnya Yerusalem Baru.
Ke-144.000 orang mewakili totalitas bangsa Israel yang dirancang untuk
merancang kejahatan (Wahyu 9:16; 17:14; 19:11-21). Dengan kata lain, Wahyu
menggambarkan permasalahan-permasalahan spiritual dari zaman akhir dalam
istilah-istilah militer.
Invasi ke Irak pada tahun 2003 adalah
perang bertekhnologi paling maju dalam sejarah. Dengan keajaiban tekhnologi stealth, misil-misil penjelajah, serta
persenjataan yang dipandu GPS, tampaknya seorang bisa membuat perang pecah
dengan hanya menekan tombol saja. Namun wilayah tidak dianggap telah terebut
hingga diduduki oleh kehadiran pasukan infanteri yang rendah tekhnologi. Tanpa
kehadiran mereka, wilayah tidak akan berpindah tangan, tetapi hanya merupakan
target penghancuran dari jarak jauh.
Prinsip yang sama berlaku dalam
penyebaran Injil dewasa ini. Walaupun media massa dan internet dapat memainkan
peran menjangkau orang-orang, namun tetap dalam “infanteri” umat Allah
melakukan pemuridan satu demi satu, yang terbukti efektif. Sebagaimana tidak
ada pembombardiran yang dapat mengganti fungsi seorang serdadu, demikian pula
tidak ada media yang dapat menggantikan peran seorang saksi yang setia. Jika
Anda telah mendaftarkan diri dalam “pasukan infanteri Allah,” tidak ada yang
dapat menggantikan Anda. Tuhan telah menugaskan Anda untuk melakukan pemuridan.
Televisi dan radio tidak dapat menggantikan Anda.
Tuhan, aku ingin mengadakan perbedaan
di dunia nyata ini. sentuh hatiku dengan seseorang yang membutuhkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar