“Dan
ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk yang
ketiga berkata: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor
kuda hitam dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di
tangannya. Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk
itu berkata: "SECUPAK
GANDUM SEDINAR, DAN TIGA CUPAK JELAI SEDINAR.TETAPI JANGANLAH RUSAKKAN MINYAK
DAN ANGGUR ITU." (Wahyu 6:5,6)
Secupak
adalah kira-kira upah sehari pada masa itu. Jadi harga yang disebutkan dalam
ayat ini menggambarkan masa kelaparan yang berat. Seorang harus bekerja sehari
penuh untuk dapat memperoleh cukup gandum bagi dirinya sendiri. Jika dia
memiliki keluarga, maka dia harus membeli gandum yang lebih murah. Melihat
jumlah anggota keluarga yang biasanya besar di zaman itu, maka anak-anak akan
mati kelaparan atau menderita kekurangan gizi.
Mengapa
ayat ini menyebutkan jangan rusakkan minyak dan anggur, hal-hal yang kurang
dibutuhkan dibandingkan gandum? Pada abad pertama di Asia Kecil, perdagangan
anggur lebih banyak menghasilkan untung daripada gandum. Para pemilik tanah
yang kaya di Asia, akhirnya beralih dari gandum menjadi petani anggur. Maka
para pemilik tanah menyisihkan banyak tanah mereka di Propinsi Asia (termasuk
ketujuh jemaat) untuk menghsilkan minyak zaitun dan anggur bagi keuntungan
ekspor. Sementara harus mendatangkan gandum jauh-jauh dari Mesir atau daerah
lain di sekitar Laut Hitam. Ketika para pemilik tanah dan perusahaan ekspedisi
mendapatkan keuntungan dari pilihan mereka, penduduk di Asia harus membayar
lebih mahal untuk bahan pokok. Masalah ini menjadi sangat serius sehingga
kaisar Domitian ikut campur tangan dan memaksa pemilik tanah membatasi produksi
anggur di propinsi Asia, tapi tidak berhasil. Dan seperti biasanya terjadi,
keserakahan kaum kaya berakibat serius terhadap kaum miskin.
Lalu,
menjaga minyak dan anggur juga merupakan tanda belas kasih Allah dalam masa
penghakiman. Peperangan di masa Mediterania kuno termasuk dengan menghancurkan
hasil panen di ladang, tetapi bukan tanaman anggur atau pohon zaitun (perlu 15
tahun untuk mencapai produksi penuh). Kehilangan gandum dan tepung berarti
kelaparan untuk setahun, tetapi menghancurkan pokok dan pohon anggur berarti
malapetaka berkepanjangan.
Sementara
penghakiman Tuhan dalam kehidupan kita bisa tampak keras, hal itu dibiarkan
terjadi untuk menyelamatkan kita, bukan menghancurkan kita. Bukan tujuan Tuhan
memperpanjang penderitaan, tetapi Dia menggunakan penderitaan untuk menarik
perhatian kita pada-Nya. Jika saja semua orang mendengarkan panggilan Allah,
maka sebagian besar ketidakadilan di dunia ini akan hilang.
Tuhan,
aku ingin mendengarkan panggilan-Mu dalam hidupku hari ini. Semoga aku tidak
membutuhkan kesusahan dalam hidup ini, supaya aku rela mendengarkan-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar