“Maka aku melihat Anak Domba itu membuka yang
pertama dari ketujuh meterai itu, dan aku mendengar yang pertama dari keempat
makhluk itu berkata dengan suara bagaikan bunyi guruh: "Mari!" Dan
aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan orang yang menungganginya
memegang sebuah panah dan KEPADANYA
DIKARUNIAKAN SEBUAH MAHKOTA. Lalu ia
maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan. (Wahyu 6:1,2).
Penulis
Kitab Wahyu secara seksama telah menyusun strukturnya, meskipun banyak aspek
struktur tersebut luput dari pengamatan para pembaca abad keduapuluh satu.
Bagian pertama kitab tersebut memfokuskan pada kenyataan umum dari seluruh
zaman Kekristenan. Disana kita dapat menemukan keterangan tentang salib,
tentang penyebaran Injil, dan segala kejadian yang terjadi mulai saat Yesus
sampai pada masa akhir dunia. Pada bagian kedua buku ini, di sisi lain
memusatkan perhatiannya hampir hanya kepada kejadian-kejadian akhir dalam
sejarah dunia.
Oleh
karena itu, ketika Anda melihat persamaan diantara bagian pertama dan kedua
buku ini, Anda akan melihat bahwa bagian pertama buku ini condong untuk
memusatkan perhatian kepada kenyataan umum di sepanjang waktu, sementara bagian
kedua buku melihat kepada masa-masa Kekristenan dari sudut pandang zaman akhir.
Sebagai contoh, bagian pertama buku memuji Tuhan karena penciptaan (Wahyu 4:11)
dan untuk penebusan (Wahyu 5:9, 10,12,13), kejadian yang telah terjadi di masa
lalu. Wahyu 19:1-6, di sisi lain, mencurahkan pujian-pujian yang sama atas
kelepasan umat Tuhan di zaman akhir.
Dalam
cara yang sama kuda putih muncul hanya di dua tempat dalam Kitab Wahyu. Kuda
putih dalam Wahyu 6 serupa dengan kuda putih pada Wahyu 19, keduanya memakai
mahkota, tetapi Yohanes menggunakan kata Bahasa Yunani yang berbeda untuk
masing-masing penunggang kuda. Penunggang kuda pada ayat kita hari ini memakai
mahkota stephanos, mahkota
kemenangan. Di masa kuno istilah ini dipakai untuk “medali emas olimpiade,”
penghargaan yang diterima oleh atlet olimpiade ketika memenangkan pertandingan.
Di sisi lain, penunggang kuda pada pasal 19, mengenakan diadem, mahkota kerajaan. Bagian pertama Kitab Wahyu berulang kali
merujuk kepada Yesus dan umat-Nya sebagai pemenang, seperti atlet-atlet
olimpiade. Semua yang menang seperti Yesus akan menerima mahkota kemenangan.
Dalam Wahyu 19 Yesus menghentikan semua perlawanan musuh-musuh-Nya, dan Dia
sekarang dapat memakai mahkota kerajaan-Nya dan memerintah sebagai raja yang berkuasa.
Terima
kasih Tuhan, untuk mengingatkan bahwa semua pikiran dan keputusan yang kubuat
hari ini bagaikan memenangkan medali. Biarlah kemenangan-Mu menjadi bagianku
hari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar