“Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai
yang kedua, aku mendengar makhluk yang kedua berkata: "Mari!" Dan
majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya
dikaruniakan kuasa UNTUK MENGAMBIL
DAMAI SEJAHTERA DARI ATAS BUMI, SEHINGGA MEREKA SALING MEMBUNUH, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang
yang besar. (Wahyu 6:3,4).
Mereka
yang tidak pernah mengenal perang secara langsung sering mengagung-agungkan
gambaran tentang perang. Tetapi mereka yang sudah pernah mengalaminya sendiri
cenderung memandangnya lebih realistis. Rasa takut, rasa sakit, perpisahan,
pertumpahan darah, lenyapnya kehidupan - tidak ada yang baik di dalam semua
itu, kecuali mungkin dalam benak jenderal-jenderal besar. Mengutip kata-kata
Robert E. Lee : “Baguslah bahwa peperangan itu begitu mengerikan, jika tidak,
kita akan terbiasa sehingga menyukainya.”
Peperangan
tidak jauh dari kita sekarang ini. Bahkan tanpa penggunaan senjata pemusnah
massal, terorisme telah berhasil melipatgandakan penderitan dan berhasil
menarik parhatian seluruh dunia.
Dan
sementara terorisme internasional merupakan ancaman yang berkelanjutan, kita
tidak bisa mengabaikan versi domestiknya. Bom truk Timothy McVeigh menewaskan
168 orang di Oklahoma City, dan dia bukannya seorang aktivis yang terisolasi.
Ia memperoleh ide pemboman tersebut dari novel The Turner Diaries, yang terjual
sebanyak 200.000 buku.
Sukar menggunakan kata “peradaban” dalam frasa “peradaban abad
kedua puluh satu.” Abad tersebut telah menyaksikan pembantaian Nazi terhadap
bangsa Yahudi, genosida di Kamboja dan Rwanda, serta pembersihan etnik
orang-orang Armenia dan Yunani dari Turki. Yang begitu kurang begitu terkenal
adalah “pemerkosaan Nanking” dimana setelah kota tersebut menyerah kalah, para
serdadu memerkosa beramai-ramai para wanita dan membantai kaum prianya untuk berlatih bayonet. Dan
tidak cukup tempat untuk membicarakan tentang jutaan orang yang dihancurkan
oleh Mao, Stalin, serta Perang Dunia I. Perang membangkitkan yang terburuk dalam
diri orang-orang pada tiap kelompok etnis.
Seandainya Yohanes menerima penglihatan ini pada zaman kita,
simbol-simbol mengerikan itu mungkin akan berbeda, tetapi pada intinya
pekabarannya tetaplah sama. Kemanusiaan tidak pernah berevolusi secara moral
selama berabad-abad, kita hanya mengembangkan cara yang lebih efisien untuk
saling membunuh. Dalam dunia yang penuh terror dan kekacauan, tidak ada yang
pasti selain bahwa Allah yang memegang kendali atas sejarah. Satu-satunya
pijakan yang kokoh adalah memercayai Dia.
Tuhan, aku memilih untuk
memercayai Engkau, tidak peduli apa yang kusaksikan dalam berita hari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar