Kamis, 23 Mei 2013

24 Mei



“Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak…di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan suara nyaring mereka berseru: "KESELAMATAN bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!" (Wahyu 7:9,10)

Keselamatan adalah suatu isu yang suka diperdebatkan oleh orang-orang Kristen, walaupun topik ini seharusnya mendatangkan kegembiraan besar bagi kita. Belum lama berselang saya menulis topik mengenai pengampunan dosa dalam Injil  Yohanes. Seseorang bertelepon memberitahu saya bahwa saya salah. Bukan dosa yang diampuni, tetapi orang-orang! Dia menunjukkan ayatnya : “Dosamu sudah diampuni!”(Markus 2:9). Saya menunjukkan ayat lain (Matius 26:28). Yesus memang berbicara tentang pengampunan dosa. Saya tidak ada masalah dengan apa yang telah dia tunjukkan, akan tetapi kesaksian Alkitab ternyata lebih kaya daripada itu.
Misalnya, kata “keselamatan” di dalam Alkitab, bukanlah suatu istilah yang spesifik, melainkan sebbuah metafora, suatu ilustrasi. Malah, itu adalah satu di antara banyak metafora Alkitabiah tentang pemulihan hubungan kepada Allah. Metafora seperti itu biasanya menggambarkan suatu permasalahan dan solusinya.
Dari sudut pandang dunia medis, apabila kita berbicara tentang keadaan manusia yang dalam keadaan “sakit” dalam dosa, solusinya adalah dengan menemukan “kesembuhan” (Markus 5:34; Lukas 7:50, dalam Bahasa Yunani kata “menyembuhkan” adalah sama dengan kata kerja untuk “keselamatan”). Dalam istilah penyucian, masalah dosa berkaitan dengan “pengotoran” atau menjadi kotor. Solusinya adalah “pembersihan”. Untuk menggambarkan masalah dosa karena kelaparan iman, solusinya adalah memakan Roti Hidup.
Untuk menjelaskan masalah ini dalam istilah hukum, dosa adalah “penghukuman” pernyataan bersalah dalam pengadilan yang memerlukan “pembernaran,” yang membawa kepada keputusan pembebasan. Dalam memandang dosa sebagai permusuhan dengan Allah, memerlukan “pendamaian”. “Perbudakan” secara rohani menuntut kemerdekaan.
Apa yang Allah kerjakan dalam Alkitab tidak menjelaskan masalah keselamatan dengan tepat, seperti istilah ilmu pengetahuan dunia barat. Sebaliknya, Dia telah mengilhami manusia untuk menggunakan bahasa sehari-hari untuk mengilustrasikan rencana keselamatan-Nya. Keindahan dari semua hal ini adalah bahwa Alkitab memiliki sebuah perumpamaan bagi setiap keadaan. Sangat tragis bila kita menginginkan semua orang menjadi puas denga perumpamaan kita. Makin luas cakupan Alkitabiah kita, semakin besar jumlah manusia yang dapat menemukan jalan mereka kepada Tuhan!

Tuhan , terima kasih atas luasnya cakupan metafora dengan mana Engkau menjangkau kami. Engkau mengungkapkan kasih-Mu dengan begitu banyak cara yang tak pernah terlewatkan olehku! Aku sangat bersyukur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar