“Karena itu mereka berdiri di hadapan
takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. DAN IA YANG DUDUK
DI ATAS TAKHTA ITU AKAN MEMBENTANGKAN KEMAH-NYA DI ATAS MEREKA.” (Wahyu
7:15)
Untuk mengerti dan memahami ayat hari ini, Anda perlu berada
dalam situasi di masa kuno. Untuk saya, menghabiskan waktu dalam sebuah kemah
berarti “hidup seadanya”. Saya tidak mungkin melakukannya untuk mengubah
rutinitas saya, walaupun saya tidak menginginkan hidup seperti itu setiap hari.
Pemahaman saya tentang ayat di atas menjadi makin jelas,
ketika saya mengunjungi Petra di negara Yordania. Ini adalah daerah bebatuan
berwarna merah yang serupa dengan taman nasional Utah. Kunjungan kami dimulai
dengan pendakian sekitar dua mil yang melalui jalan berliku-liku melalui lembah
sempit. Anda kemudian keluar dari lembah itu ke satu pemandangan terbuka luas
dikelilingi tebing dengan segala macam tempat tinggal kuno terukir pada
tebing-tebing itu. Tampilan ini menarik, tetapi matahari bersinar sangat terik,
dan susah mendapatkan air di sana. Dan kunjungan ke situs itu mencakup
perjalanan naik turun yang sangat melelahkan.
Setelah mendaki 1.000 kaki ke “tempat tinggi”, kami kembali
ke lembah pusat sekitar setengah hari, lapar dan haus, dan setidaknya berjarak
dua mil dari tanda terakhir peradaban. Saat melewati sebuah tenda Bedouin,
seorang pria di depan kami memberi isyarat kepada kami. Pada mulanya kami
enggan, tidak yakin apa yang akan kami masuki, tetapi saat melihat beberapa
rekan kami sudah berada di dalam, saya dan keluarga ikut masuk. Tenda itu
terdiri dari kulit berwarna hitam yang direntangkan pada sebuah bingkai besar,
namun karpet-karpet yang indah menutupi tanah, dan kami melihat bantal-bantal
cantik tempat bersandar. Pria tersebut menawari kami makan siang dan minuman dingin.
Percaya atau tidak, saya pikir dia punya minuman Sprite, entah dari mana! Di
tengah panas dan kering kerontang itu, sungguh menyenangkan bisa masuk ke dalam
dan menikmati minuman dingin dan makanan lezat. Namun yang terutama adalah
keteduhan dari teriknya matahari, dan yang paling mengagumkan, bantal-bantal
empuk untuk mengistirahatkan otot-otot yang pegal.
Wahyu 7 mengatakan kepada kita, Allah akan “membentangkan kemah-Nya atas kita” di tengah
“teriknya” kesukaran yang kita alami, baik sekarang maupun saat zaman akhit
nanti tiba. Ayat hari ini menawarkan gambaran tentang masa-masa sukar. Saat
kehidupan menjadi sulit, Allah memberikan kemah menyejukkan sehingga kita
mengetahui bahwa semua yang terjadi atas kita merupakan penggenapan atas
rencana Allah yang jauh lebih besar (Roma 8:28). Dan di tengah panasnya “api”
zaman akhir, kemah-Nya yang menyejukkan akan menjadi tempat perlindungan yang
memberi penghiburan.
Tuhan, tolong aku untuk mengalami
keteduhan-Mu di dalam tantangan-tantangan yang akan kuhadapi hari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar