Kamis, 11 April 2013

12 April


“DAN MEREKA MENYEMBAH DIA YANG HIDUP SAMPAI SELAMA-LAMANYA. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata: ‘Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.’" (Wahyu 4:10, 11).

Ketika Anda membuka Alkitab Anda untuk pertama kalinya, Anda akan menemukan puisi dan nyanyian, nubuatan dan kata-kata bijak, tetapi pada umumnya dalam bentuk cerita. Di dalamnya juga terdapat sejarah manusia, tetapi ternyata ada yang lebih daripada itu semua. Alkitab adalah sejarah sebuah bangsa dalam hubungannya dengan Allah. Sejarah perbuatan-perbuatan Allah bagi manusia.
Seringkali kita merasa jam-jam peribadatan adalah saat dimana para pendeta mengingatkan kita akan hal-hal yang seharusnya kita lakukan. Tetapi peribadatan Alkitab bukan tentang apa yang seharusnya kita lakukan, melainkan tentang apa yang telah Allah lakukan. “Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan-Nya peringatan” (Mazmur 111:4). Ketika Israel menghitung berkat yang telah diberikan Tuhan kepada mereka, hal itu akan meningkatkan hubungan mereka dengan-Nya.
Seorang pemimpin gereja merasa bahwa kerohaniannya makin hari semakin kering. Perjalanan pribadinya dengan Tuhan semakin menurun dan dia merasa hampir purus asa. Tetapi kemudian dia memutuskan untuk mencoba sekali lagi untuk yang terakhir kalinya. Di sebuah Hari Minggu pagi dia pergi ke sebuah Gereja Baptis di kotanya. Setibanya di sana, ternyata pendeta gereja tidak berada di tempat, dan seorang diaken naik ke mimbar untuk berkhotbah. Sementara diaken berbicara, setengah jemaat sepertinya kelihatan tertidur. Pemimpin gereja ini berpikir, saya sudah memutuskan untuk mencoba sekali lagi, tetapi kenapa hal ini yang malah terjadi? Tetapi suatu hal lucu terjadi. Sang diaken, tak sadar apa yang dilakukannya, setiap 10 menit sekali, akan mengangkat matanya dari bacaannya dan berkata, “Yah, saya tidak tahu apa maksudnya hal ini, tetapi saya tahu satu hal : Tuhan pasti bisa!”
Setelah 20 menit mendengarkan khotbah tersebut, pemimpin gereja ini ,mulai menyadari kehadiran Tuhan menghangatkan hatinya. Di kemudian hari dia berkata, “Tiba-tiba saya menyadari bahwa Tuhan memang bisa. Tuhan bisa menerangi hati saya. Tidak peduli siapa yang sedang berkhotbah saat itu.” Dan tidak peduli seberapa matinya jemaat saat itu. Jika kita melatih untuk mengingat keajaiban-keajaiban tangan Tuhan bagi kita, maka kita tidak akan pernah merasa ditinggalkan.

Tuhan, tolong alihkan pandanganku dari segala bentuk gangguan yang ada di dunia ini, agar aku dapat melihat semua hal luar biasa yang telah Engkau lakukan bagiku.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar