“DAN MEREKA MENYEMBAH DIA YANG HIDUP
SAMPAI SELAMA-LAMANYA. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan
takhta itu, sambil berkata: ‘Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima
puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala
sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.’"
(Wahyu 4:10, 11).
Ketika Anda membuka Alkitab Anda untuk pertama kalinya, Anda
akan menemukan puisi dan nyanyian, nubuatan dan kata-kata bijak, tetapi pada
umumnya dalam bentuk cerita. Di dalamnya juga terdapat sejarah manusia, tetapi
ternyata ada yang lebih daripada itu semua. Alkitab adalah sejarah sebuah bangsa
dalam hubungannya dengan Allah. Sejarah perbuatan-perbuatan Allah bagi manusia.
Seringkali kita merasa jam-jam peribadatan adalah saat
dimana para pendeta mengingatkan kita akan hal-hal yang seharusnya kita
lakukan. Tetapi peribadatan Alkitab bukan tentang apa yang seharusnya kita
lakukan, melainkan tentang apa yang telah Allah lakukan.
“Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan-Nya peringatan” (Mazmur 111:4).
Ketika Israel menghitung berkat yang telah diberikan Tuhan kepada mereka, hal
itu akan meningkatkan hubungan mereka dengan-Nya.
Seorang pemimpin gereja merasa bahwa kerohaniannya makin
hari semakin kering. Perjalanan pribadinya dengan Tuhan semakin menurun dan dia
merasa hampir purus asa. Tetapi kemudian dia memutuskan untuk mencoba sekali
lagi untuk yang terakhir kalinya. Di sebuah Hari Minggu pagi dia pergi ke
sebuah Gereja Baptis di kotanya. Setibanya di sana, ternyata pendeta gereja
tidak berada di tempat, dan seorang diaken naik ke mimbar untuk berkhotbah.
Sementara diaken berbicara, setengah jemaat sepertinya kelihatan tertidur. Pemimpin gereja ini berpikir, saya sudah
memutuskan untuk mencoba sekali lagi, tetapi kenapa hal ini yang malah terjadi?
Tetapi suatu hal lucu terjadi. Sang diaken, tak sadar apa yang dilakukannya,
setiap 10 menit sekali, akan mengangkat matanya dari bacaannya dan berkata,
“Yah, saya tidak tahu apa maksudnya hal ini, tetapi saya tahu satu hal : Tuhan
pasti bisa!”
Setelah 20 menit mendengarkan khotbah tersebut, pemimpin
gereja ini ,mulai menyadari kehadiran Tuhan menghangatkan hatinya. Di kemudian
hari dia berkata, “Tiba-tiba saya menyadari bahwa Tuhan memang bisa. Tuhan bisa
menerangi hati saya. Tidak peduli siapa yang sedang berkhotbah saat itu.” Dan
tidak peduli seberapa matinya jemaat saat itu. Jika kita melatih untuk
mengingat keajaiban-keajaiban tangan Tuhan bagi kita, maka kita tidak akan
pernah merasa ditinggalkan.
Tuhan, tolong alihkan pandanganku dari
segala bentuk gangguan yang ada di dunia ini, agar aku dapat melihat semua hal
luar biasa yang telah Engkau lakukan bagiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar