“Maka aku melihat di tengah-tengah
takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu BERDIRI SEEKOR ANAK DOMBA
SEPERTI TELAH DISEMBELIH” (Wahyu 5:6).
Coba bayangkan betapa mengejutkan ketika pemandangan ini
terbaca dalam Kitab Wahyu. Wahyu 4 dan 5 menggambarkan Allah sebagai Pencipta
Yang Maha Kuasa. Tampaknya Dia dapat melakukan apa saja yang Dia mau. Tetapi
ketika masalah yang tidak dapat di atasi ini muncul (Wahyu 5:1-4),
penyelesaiannya sungguh-sungguh mengejutkan. Allah menyelesaikan masalah alam
semesta ini, melalui Anak Domba yang disembelih.
Mengapa Allah yang penuh kuasa tidak menyelesaikan masalah ini
dengan menggunakan kekuasaan-Nya yang tidak terbatas? Mengapa Dia tidak segera
membersekannya? Mengapa Dia mengambil resiko besar dengan mengutus Anak-Nya ke
dunia, sementara Dia tahu bahwa manusia akan menolak-Nya dan bahkan akan
membunuh-Nya dengan kejam? Karena hal yang baik akan terjadi ketika seseorang
rela mengambil resiko. Jalan ini mungkin lebih susah atau lebih berbahaya
dibandingkan pilihan yang lain, tetapi hasilnya sangat bernilai.
Misalnya, saya memikirkan tentang betapa berbedanya masa
kecil saya dengan masa kecil anak- anak zaman sekarang. Kadang saya
bertanya-tanya, bagaimana saya dan teman-teman saya bertahan hidup. Dengan
gembira kami berkendara tanpa sabuk pengaman atau kantong udara. Dan pada masa
itu, tidak ada cara membungkus obat-obatan yang aman buat anak-anak, seperti
yang dibuat pada zaman ini.
Saya mengendarai sepeda berkeliling kota tanpa menggunakan
helm dan minum air ledeng dari selang di taman, bukannya air destilasi dari toko
kelontong. Saya dan kawan-kawan saya lolos dari pengawasan orang dewasa
sepanjang musim panas dengan meninggalkan rumah di pagi hari dan bermain
seharian di taman atau kadang berkeliling New Tork City naik kereta bawah
tanah. Kami belajar untuk menghadapi orang-orang yang mengganggu kami, karena
tidak ada orang dewasa yang melindungi kami.
Anda mungkin akan terkejut melihat resiko-resiko yang kami
ambil dulu. Tetapi generasi saya telah menghasilkan generasi yang lebih berani
mengambil resiko sekaligus pemecah masalah yang luar biasa. Kita memiliki kebebasan,
kegagalan, kesuksesan, dan tanggung jawab, dan kita belajar untuk
menghadapinya. Sementara beberapa perubahan dalam dunia pada saat ini berujung
baik, tetapi karakter kita terbentuk pada saat kita berani mengambil resiko.
Tetapi Allah tahu, untuk mendapatkan kehidupan yang berharga, resiko harus
diambil. Saya berpikir, bahwa Allah tahu hal ini, itu sebabnya Dia mengutus
Yesus untuk menebus kita.
Tuhan, terima kasih karena telah
bersedia mengambil resiko besar saat Engkau datang untuk menyelamatkan kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar