Kamis, 18 April 2013

19 April



“Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu BERDIRI SEEKOR ANAK DOMBA SEPERTI TELAH DISEMBELIH” (Wahyu 5:6).

Coba bayangkan betapa mengejutkan ketika pemandangan ini terbaca dalam Kitab Wahyu. Wahyu 4 dan 5 menggambarkan Allah sebagai Pencipta Yang Maha Kuasa. Tampaknya Dia dapat melakukan apa saja yang Dia mau. Tetapi ketika masalah yang tidak dapat di atasi ini muncul (Wahyu 5:1-4), penyelesaiannya sungguh-sungguh mengejutkan. Allah menyelesaikan masalah alam semesta ini, melalui Anak Domba yang disembelih.
Mengapa Allah yang penuh kuasa tidak menyelesaikan masalah ini dengan menggunakan kekuasaan-Nya yang tidak terbatas? Mengapa Dia tidak segera membersekannya? Mengapa Dia mengambil resiko besar dengan mengutus Anak-Nya ke dunia, sementara Dia tahu bahwa manusia akan menolak-Nya dan bahkan akan membunuh-Nya dengan kejam? Karena hal yang baik akan terjadi ketika seseorang rela mengambil resiko. Jalan ini mungkin lebih susah atau lebih berbahaya dibandingkan pilihan yang lain, tetapi hasilnya sangat bernilai.
Misalnya, saya memikirkan tentang betapa berbedanya masa kecil saya dengan masa kecil anak- anak zaman sekarang. Kadang saya bertanya-tanya, bagaimana saya dan teman-teman saya bertahan hidup. Dengan gembira kami berkendara tanpa sabuk pengaman atau kantong udara. Dan pada masa itu, tidak ada cara membungkus obat-obatan yang aman buat anak-anak, seperti yang dibuat pada zaman ini.
Saya mengendarai sepeda berkeliling kota tanpa menggunakan helm dan minum air ledeng dari selang di taman, bukannya air destilasi dari toko kelontong. Saya dan kawan-kawan saya lolos dari pengawasan orang dewasa sepanjang musim panas dengan meninggalkan rumah di pagi hari dan bermain seharian di taman atau kadang berkeliling New Tork City naik kereta bawah tanah. Kami belajar untuk menghadapi orang-orang yang mengganggu kami, karena tidak ada orang dewasa yang melindungi kami.
Anda mungkin akan terkejut melihat resiko-resiko yang kami ambil dulu. Tetapi generasi saya telah menghasilkan generasi yang lebih berani mengambil resiko sekaligus pemecah masalah yang luar biasa. Kita memiliki kebebasan, kegagalan, kesuksesan, dan tanggung jawab, dan kita belajar untuk menghadapinya. Sementara beberapa perubahan dalam dunia pada saat ini berujung baik, tetapi karakter kita terbentuk pada saat kita berani mengambil resiko. Tetapi Allah tahu, untuk mendapatkan kehidupan yang berharga, resiko harus diambil. Saya berpikir, bahwa Allah tahu hal ini, itu sebabnya Dia mengutus Yesus untuk menebus kita.

Tuhan, terima kasih karena telah bersedia mengambil resiko besar saat Engkau datang untuk menyelamatkan kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar