“Maka aku melihat ANAK DOMBA ITU
MEMBUKA YANG PERTAMA DARI KETUJUH METERAI ITU, dan aku mendengar yang pertama dari keempat makhluk itu berkata dengan
suara bagaikan bunyi guruh: "Mari!"
Saya selalu beranggapan, ide bagus menyimpan uang tunai
tambahan untuk keadaan darurat. Walaupun berbahaya menyimpan uang tunai dalam
jumlah besar, karena mungkin akan mengundang pencuri, dengan itu kita mengambil
resiko demi uang beberapa ratus dolar yang bisa didapat dengan mudah melalui
pemberitahuan singkat. Saya selalu
menyimpan amplop di meja tulis saya, di lemari es, di laci meja rias, dan di
beberapa tempat lain.
Suatu hari saya pulang ke rumah dari perjalanan yang cukup
jauh, perlu mengisi kembali dompet saya agar dapat membayar beberapa tagihan
yang telah menumpuk karena saya tidak berada di rumah. Saya pergi ke tempat
saya menyimpan amplop dan mengeluarkannya. Ada yang tidak beres. Tidak seperti
biasanya, tebal dengan pecahan lima dan satu dolar dan pecahan yang lebih
besar. Ketika saya membuka amplopnya, bentuk serta warna isinya membuat saya
terkejut.
Bukannya uang, tetapi beberapa catatan kecil di dalamnya.
Yang satu berbunyi, “20 dolar untuk hadiah ulang tahun.” Yang lain bunyinya,
“15 dolar untuk pesan pizza,” dan yang ketiga berbunyi “3 dolar untuk menyewa
video.” Anda pasti tahu.
“Apakah ini?” Tanya saya.
“Oh, itu IOU (catatan pinjaman),” begitu jawabannya. “jangan
khawatir, bagiku itu sama dengan uang tunai!”
“Tepat!”
Tidak perlu dikatakan lagi, saya menegur anak-anak saya
karena raibnya uang “saya” itu. Tanggapan mereka menarik. “Yah, itu bukan uang
Ayah, itu uang kami. Kami butuh untuk membeli barang-barang.”
Anda lihat, anak-anak saya baik-baik saja hidup dari
pendapatan ayah mereka. Saya tergoda merasakan bahwa mereka telah memanfaatkan
saya, tetapi saat saya merenungkan sesaat, saya sadar bahwa alasan mereka ada
benarnya juga.
Pengalaman saya mengilustrasikan hal yang sama dengan Kitab
Wahyu. Karena salib, Anak Domba dapat membuka gulungan kitab dan menyediakan
segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menebus dunia ini. Saya tidak pernah
membayar apapun untuk memperoleh keselamatan, tetapi bagi Dia harganya adalah
nyawanya. Dalam satu pengertian, “Uang-Nya adalah uang kita juga.” Sungguh
menyenangkan rasanya jadi anak Raja.
Tuhan, tolong aku untuk mengingat bahwa
segala yang kumiliki adalah karunia dari-Mu, buah dari pengorbanan-Mu di kayu
salib. Aku memilih untuk bermurah hati dengan karunia-karunia-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar