“Maka aku melihat ANAK DOMBA ITU
MEMBUKA YANG PERTAMA DARI KETUJUH METERAI ITU, dan aku mendengar yang pertama dari keempat makhluk itu berkata dengan
suara bagaikan bunyi guruh: "Mari!" (Wahyu 6:1)
Keempat penunggang kuda
menggambarkan tentang kengerian perang, kelaparan dan wabah penyakit. Bahasa
yang digunakan seperti kembali kepada Imamat 26, Ulangan 32, yang
memberitahukan ketiga wabah di antara sejumlah hukuman yang diberikan Tuhan,
apabila melanggar hukum Musa. Dalam Wahyu 6 dijelaskan akibat dari penolakan
kepada Yesus dan kepada keselamatan yang telah disediakan-Nya.
Di negara-negara barat, keadaan seperti kelaparan dan wabah
penyakit sepertinya jarang terjadi. Hal ini biasanya terjadi pada sudut-sudut
dunia yang diliputi “kegelapan”. Kalau saja kita dapat mengerti dengan jelas
kengerian yang digambarkan dalam penglihatan ini, saat pertama kali dituliskan
mungkin perlu memikirkan perumpamaan
lain yang lebih cocok untuk hal ini.
Waktu saya berumur 17 tahun, saya mulai bekerja pada sebuah
perusahaan agen sementara. Tugas saya untuk menurunkan 1.100 pintu dari mobil
boks, bersama beberapa orang. Kebanyakan tenaga kerja di kantor agen ini
terdiri dari “pemabuk” dan “anak-anak kuliah”. Teman kerja di mobil boks saya
terdiri dari orang-orang ini. Yang satu berumur 35 tahun dan yang lain berumur
47 tahun. Keduanya mulai menenggak “jatah” mereka sekitar pukul 11 pagi. Orang
yang lebih tua bahkan sering pergi diam-diam dari pekerjaan untuk mencari bir.
Kedua orang ini menarik perhatian saya, sehingga saya melakukan penyelidikan.
Saya menemukan bahwa laki-laki yang lebih muda adalah seorang ahli ilmu fisika
nuklir dan yang lebih tua seorang insinyur. Malahan insinyur ini pernah
mengepalai sebuah konstruksi di Henderson di Pulau Guadalcanal, salah satu
tempat peperangan paling terkenal di Pasifik di zaman Perang Dunia kedua.
Keduanya memulai hidup mereka dengan harapan yang tinggi dan
pencapaian yang besar. Akan tetapi pengendara kuda “perang, kelaparan, dan wabah
penyakit” telah menyerbu masuk ke dalam kehidupan mereka. Penyakit alkohol yang
mengerikan telah menghancurkan keluarga mereka dan menjadikan mereka
orang-orang menyedihkan dalam kehidupan sehari-hari. Bersusah payah untuk
menyambung hidup benar-benar telah mengisap kehidupan mereka.
Tragedi bukanlah hal aneh bahkan untuk masyarakat yang
makmur sekalipun. Kita semua memerlukan Anak Domba Allah untuk bisa bertahan
hidup.
Tuhan, meterai dan sangkakala telah
membingungkan banyak orang selama 2.000 tahun. Berilah aku gambaran yang jelas
tentang tujuan-Mu memberikan simbol-simbol ini. Terangi pikiranku agar mengerti
bagaimana Engkau melihat dunia kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar