“Maka aku melihat Anak Domba itu
membuka yang pertama dari ketujuh meterai itu,…Dan aku melihat:
sesungguhnya, ADA SEEKOR KUDA PUTIH
DAN ORANG YANG MENUNGGANGINYA MEMEGANG SEBUAH PANAH DAN KEPADANYA DIKARUNIAKAN
SEBUAH MAHKOTA. LALU IA MAJU SEBAGAI PEMENANG UNTUK MEREBUT KEMENANGAN.”
(Wahyu 6:1,2)
Jelas bahwa Wahyu 6 dibangun berdasarkan latar dalam pasal
5. Anak Domba mengambil gulungan kitab dalam pasal 5 dan mulai membuka
meterai-meterainya dalam pasal di atas. Namun timbul pertanyaan : Apakah
meterai-meterai itu isi kitab tersebut? Penting menjawab pertanyaan ini untuk
memahami pasal ini.
Jika kitab itu menyerupai gulungan, seperti penggiling
adonan, meterai-meterai berada di bagian luar “kitab” dan harus dirusak sebelum
seseorang bisa membaca kitab tersebut. Jika kitab itu menyerupai codex (seperti buku sekarang), dengan
lembaran-lembran kertas dijilid pada satu sisinya, lalu merekatkan kitab
menjadi tujuh bagian yang bisa dibuka pada satu waktu.
Walaupun bangsa Romawi menciptakan bentuk codex kurang lebih pada waktu penulisan
Kitab Wahyu, bangsa Yahudi masih tetap menggunakan bentuk gulungan kitab hingga
saat ini. Namun demikian, orang-orang Kristen, segera beralih pada bentuk yang
baru. Dari sekitar seratus atau lebih manuskrip-manuskrip awal Perjanjian Baru
(saat ini hanya ada dalam bentuk fragmen), hanya empat di antaranya berbentuk
gulungan kitab.
Mengapa orang-orang Kristen beralih pada bentuk codex untuk Alkitab mereka? Mungkin
disebabkan oleh keempat Injil. Orang-orang Kristen ingin memasukkan
keempat-empatnya ke dalam dokumen yang sama. Sebuah gulungan kitab akan terlalu
besar untuk ditangani, tetapi Anda bisa memasukkan keempat Injil ke dalam satu codex dengan mudah. Jadi tidak lama setelah zaman Kitab Wahyu,
orang-orang Kristen beralih ke bentuk codex.
Apakah kitab yang sedang dibuka meterainya ini dalam bentuk
gulungan kitab ataukah codex? Yohanes
tidak meninggalkan keragu-raguan. Dalam Wahyu 6:14 dia mengatakan : “Maka
menyusutlah langit bagaikan gulungan
kitab yang digulung.” Kata “menyusut” adalah kata yang sama dengan kata
yang digunakan untuk gulungan kitab yang dimeterai dalam pasal 5. Oleh karena
itu, gulungan kitab yang dimeterai itu jelas-jelas bukan sebuah codex. Dalam hal gulungan kitab, Anda
harus membuka seluruh meterai-meterainya sebelum membaca isinya. Karena penulis
menghubungkan peristiwa-peristiwa dalam Wahyu 6 dengan pembukaan materai,
mereka tidak dapat menggambarkan isi gulungan kitab itu, tetapi hal-hal yang
harus terjadi sebelum gulungan kitab itu dapat dibuka.
Tuhan, sungguh luar biasa dapat
memahami kedalaman Firman-Mu dengan lebih baik. Bantu aku memercayai Engkau
sekalipun aku tidak mengerti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar