“…Barangsiapa menang,
dia akan Kuberi makan dari POHON
KEHIDUPAN yang ada di taman Firdaus
Allah” (Wahyu 2:7)
Allah menawarkan kepada
para pemenang di Efesus suatu hadiah istimewa. Mereka akan memakan buah pohon
kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah. Jika dituntut pertobatan yang jauh
lebih mendalam untuk dapat memakan buah pohon itu, itu tidak sia-sia.
Imbalannya jauh lebih besar dibandingkan pengorbanan yang dituntut. (Wahyu
22:2)
Hampir semua orang tahu
kisah tentang Gideon, bagaimana dia mengalahkan orang-orang Midian dengan hanya
300 orang yang membawa obor dan sangkakala. Kebanyakan orang sudah mendengar
kisah itu, bahwa setelah peperangan, bangsa Israel memintanya untuk menjadi
raja. Tetapi katanya, “Aku tidak akan memerintah kamu dan juga anakku tidak
akan memerintah kamu, tetapi Tuhan yang memerintah kamu” (Hakim-Hakim 8:23).
Gideon memiliki 70 orang
putra dari berbagai pernikahan. Setidaknya ada seorang lagi, Abimelekh, sebagai
hasil dari hubungan di luar nikah. Setelah kematian Gideon, Abimelekh
berkomplot dengan kerabat-kerabat ibunya untuk membunuh semua putra-putra
Gideon dan mengangkat dirinya sebagai raja (Hak. 9). Satu-satunya putra Gideon
yang berhasil meloloskan diri, Yotam, mengganggu penobatan Abimelekh dengan
mengolok-oloknya dari jauh dengan perumpamaan berikut : “Sekali peristiwa
pohon-pohon pergi mengurapi yang akan menjadi raja atas mereka… Lalu kata
segala pohon kepada semak duri : Marilah, jadilah raja atas kami! Jawab semak
duri itu kepada pohon-pohon itu : Jika kamu sungguh-sungguh mau mengurapi aku
menjadi raja atas kamu, datanglah berlindung di bawah naunganku; tetapi jika
tidak, biarlah api keluar dari semak duri dan memakan habis pohon-pohon aras
yang di gunung Libanon ” (Hak. 9:8-15).
Yang menyengat dalam perumpamaan
ini adalah sifat “semak duri” (Ibrani : atad).
Kebanyakan pepohonan adalah asset lingkungan. Binatang-binatang makan dari
buahnya dan beristirahat dalam keteduhannya. Zat-zat organik menetes dari pohon
memberi kesuburan bagi tanaman lain. Jadi dalam dunia purba, pohon sehat
melambangkan peran pemelihara dari suatu otoritas yang berwenang. Namun saat
saya melihat salah satu tanaman “atad”
ini di area dimana Yotam menyampaikan pidatonya. Yotam sedang menyindir
kekejaman dan sifat suka menganiaya dari kepemimpinan Abimelekh.
Pemerintahan Tuhan tidak
seperti Abimelekh. Bukannya “semak berduri”, Kitab Wahyu menggambarkan sebagai
“pohon kehidupan”. Di sana sang pemenang akan menemukan hidup berkelimpahan
yang tak pernah ada akhirnya. Dan kita tidak akan pernah menyesal telah
menyerahkan hidup kita kepada pimpinan Allah.
Tuhan,
aku menyerahkan hidupku kepada-Mu lagi hari ini. Tolong aku untuk mempercayai
petunjuk-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar