Senin, 11 Februari 2013

12 Februari



“…Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari POHON KEHIDUPAN yang ada di taman Firdaus Allah” (Wahyu 2:7)

Allah menawarkan kepada para pemenang di Efesus suatu hadiah istimewa. Mereka akan memakan buah pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah. Jika dituntut pertobatan yang jauh lebih mendalam untuk dapat memakan buah pohon itu, itu tidak sia-sia. Imbalannya jauh lebih besar dibandingkan pengorbanan yang dituntut. (Wahyu 22:2)
Hampir semua orang tahu kisah tentang Gideon, bagaimana dia mengalahkan orang-orang Midian dengan hanya 300 orang yang membawa obor dan sangkakala. Kebanyakan orang sudah mendengar kisah itu, bahwa setelah peperangan, bangsa Israel memintanya untuk menjadi raja. Tetapi katanya, “Aku tidak akan memerintah kamu dan juga anakku tidak akan memerintah kamu, tetapi Tuhan yang memerintah kamu” (Hakim-Hakim 8:23).
Gideon memiliki 70 orang putra dari berbagai pernikahan. Setidaknya ada seorang lagi, Abimelekh, sebagai hasil dari hubungan di luar nikah. Setelah kematian Gideon, Abimelekh berkomplot dengan kerabat-kerabat ibunya untuk membunuh semua putra-putra Gideon dan mengangkat dirinya sebagai raja (Hak. 9). Satu-satunya putra Gideon yang berhasil meloloskan diri, Yotam, mengganggu penobatan Abimelekh dengan mengolok-oloknya dari jauh dengan perumpamaan berikut : “Sekali peristiwa pohon-pohon pergi mengurapi yang akan menjadi raja atas mereka… Lalu kata segala pohon kepada semak duri : Marilah, jadilah raja atas kami! Jawab semak duri itu kepada pohon-pohon itu : Jika kamu sungguh-sungguh mau mengurapi aku menjadi raja atas kamu, datanglah berlindung di bawah naunganku; tetapi jika tidak, biarlah api keluar dari semak duri dan memakan habis pohon-pohon aras yang di gunung Libanon ” (Hak. 9:8-15).
Yang menyengat dalam perumpamaan ini adalah sifat “semak duri” (Ibrani : atad). Kebanyakan pepohonan adalah asset lingkungan. Binatang-binatang makan dari buahnya dan beristirahat dalam keteduhannya. Zat-zat organik menetes dari pohon memberi kesuburan bagi tanaman lain. Jadi dalam dunia purba, pohon sehat melambangkan peran pemelihara dari suatu otoritas yang berwenang. Namun saat saya melihat salah satu tanaman “atad” ini di area dimana Yotam menyampaikan pidatonya. Yotam sedang menyindir kekejaman dan sifat suka menganiaya dari kepemimpinan Abimelekh.
Pemerintahan Tuhan tidak seperti Abimelekh. Bukannya “semak berduri”, Kitab Wahyu menggambarkan sebagai “pohon kehidupan”. Di sana sang pemenang akan menemukan hidup berkelimpahan yang tak pernah ada akhirnya. Dan kita tidak akan pernah menyesal telah menyerahkan hidup kita kepada pimpinan Allah.

Tuhan, aku menyerahkan hidupku kepada-Mu lagi hari ini. Tolong aku untuk mempercayai petunjuk-Mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar