Kamis, 21 Februari 2013

22 Februari



Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: diantaramu ada beberapa orang yang MENGANUT AJARAN BILEAM, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah. Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada AJARAN PENGIKUT NIKOLAUS. ” (Wahyu 2:14,15)

Jelas bahwa ada sebagian orang di jemaat di Pergamus yang menganut ajaran yang sama dengan ajaran Bileam. Seperti Bileam, mereka berusaha menyesatkan orang-orang dengan ide-ide mereka. Ayat di atas juga menyinggung tentang ajaran para pengikut Nikolaus. Akar kata untuk kata Nikolaus (nikolaos) berarti “dia yang menaklukan orang-orang”. Sementara kata Bahasa Ibrani untuk Bileam berarti “dia yang menelan orang-orang”. Kedua istilah ini, meskipun dalam bahasa berbeda, pada intinya bermakna sama.
Ketika raja Moab melihat bangsa Israel datang, dia pun sadar bahwa Allah bangsa Israel terlalu kuat untuk ditaklukan balatentaranya. Jadi raja Moab, Balak, mendapat ide brilian. Dia mencari nabi Allah dari Israel yang bersedia mengutuki bangsa Israel sendiri.
Setelah mendengar tentang Biileam, Balak mengutus seorang wakil kepadanya : “Raja Moab menawarkan sejumlah besar uang jika engkau mau datang dan mengutuki bangsa Israel”. Sebagai tipe orang serakah, sang nabi setuju menerima tawaran walaupun Yahweh mungkin tidak senang.
Dalam perjalanan ke Moab, Bileam terlibat percakapan dengan seekor keledai. Dengan mengabaikan petunjuk Ilahi bahwa dia berada di jalan yang salah, dia melanjutkan perjalanan untuk mengutuki Israel. Namun bukannya kutuk, malahan berkat yang keluar dari mulutnya. Raja yang membayar upah pun sangat berang (lihat Bilangan 22-24). Bileam tidak dapat mengutuki bangsa Israel, sehingga tidak mendapat uang. Lalu dia mendapat ide brilian.
“Kita bisa saja mencari cara untuk menyesatkan bangsa Israel”, sarannya, “Allah akan meninggalkan mereka, dan mereka akan kalah dalam peperangan”. Sebagai bagian dari rencana jahatnya, Bileam memanfaatkan daya tarik pesta pora kafir serta amoralitas seksual agar sebagian besar bangsa Israel berdosa melalui makanan yang dipersembahkan kepada berhala dan amoralitas seksual. Akibatnya, Allah menarik perlindungan-Nya dari bangsa Israel, dan wabah hebat menghancurkan banyak dari mereka (lihat Bilangan 25 dan 31:16).
Kisah tentang Bileam mengilustrasikan ketergantungan kita pada perlindungan Allah. Dosa-dosa yang kelihatannya tidak berbahaya menimbulkan efek yang membawa kehancuran jika itu berhasil memisahkan kita dari Tuhan. Jemaat di Pergamus merasa dibenarkan di dalam komprominya, namun demikian, menempatkan diri dalam bahaya besar.

Tuhan, tolonglah aku agar mampu membedakan akibat tanpa sengaja dari tindakan sehari-hari dan menanggapinya dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar