“Tetapi Aku mempunyai
beberapa keberatan terhadap engkau: diantaramu ada beberapa orang yang MENGANUT AJARAN BILEAM, yang memberi nasihat kepada Balak untuk
menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat
zinah. Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada AJARAN PENGIKUT NIKOLAUS. ” (Wahyu
2:14,15)
Jelas bahwa ada sebagian
orang di jemaat di Pergamus yang menganut ajaran yang sama dengan ajaran
Bileam. Seperti Bileam, mereka berusaha menyesatkan orang-orang dengan ide-ide
mereka. Ayat di atas juga menyinggung tentang ajaran para pengikut Nikolaus. Akar
kata untuk kata Nikolaus (nikolaos)
berarti “dia yang menaklukan orang-orang”. Sementara kata Bahasa Ibrani untuk Bileam
berarti “dia yang menelan orang-orang”. Kedua istilah ini, meskipun dalam
bahasa berbeda, pada intinya bermakna sama.
Ketika raja Moab melihat bangsa
Israel datang, dia pun sadar bahwa Allah bangsa Israel terlalu kuat untuk
ditaklukan balatentaranya. Jadi raja Moab, Balak, mendapat ide brilian. Dia
mencari nabi Allah dari Israel yang bersedia mengutuki bangsa Israel sendiri.
Setelah mendengar tentang
Biileam, Balak mengutus seorang wakil kepadanya : “Raja Moab menawarkan
sejumlah besar uang jika engkau mau datang dan mengutuki bangsa Israel”.
Sebagai tipe orang serakah, sang nabi setuju menerima tawaran walaupun Yahweh
mungkin tidak senang.
Dalam perjalanan ke Moab,
Bileam terlibat percakapan dengan seekor keledai. Dengan mengabaikan petunjuk
Ilahi bahwa dia berada di jalan yang salah, dia melanjutkan perjalanan untuk
mengutuki Israel. Namun bukannya kutuk, malahan berkat yang keluar dari mulutnya.
Raja yang membayar upah pun sangat berang (lihat Bilangan 22-24). Bileam tidak
dapat mengutuki bangsa Israel, sehingga tidak mendapat uang. Lalu dia mendapat
ide brilian.
“Kita bisa saja mencari
cara untuk menyesatkan bangsa Israel”, sarannya, “Allah akan meninggalkan
mereka, dan mereka akan kalah dalam peperangan”. Sebagai bagian dari rencana
jahatnya, Bileam memanfaatkan daya tarik pesta pora kafir serta amoralitas
seksual agar sebagian besar bangsa Israel berdosa melalui makanan yang
dipersembahkan kepada berhala dan amoralitas seksual. Akibatnya, Allah menarik
perlindungan-Nya dari bangsa Israel, dan wabah hebat menghancurkan banyak dari
mereka (lihat Bilangan 25 dan 31:16).
Kisah tentang Bileam
mengilustrasikan ketergantungan kita pada perlindungan Allah. Dosa-dosa yang
kelihatannya tidak berbahaya menimbulkan efek yang membawa kehancuran jika itu
berhasil memisahkan kita dari Tuhan. Jemaat di Pergamus merasa dibenarkan di
dalam komprominya, namun demikian, menempatkan diri dalam bahaya besar.
Tuhan,
tolonglah aku agar mampu membedakan akibat tanpa sengaja dari tindakan
sehari-hari dan menanggapinya dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar