“JANGAN TAKUT
TERHADAP APA YANG HARUS ENGKAU DERITA!...Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu
mahkota kehidupan.” (Wahyu 2:10)
Yesus bersabda, “Jangan
takut terhadap apa yang harus engkau derita.” Mengapa? Kerena “di dalam kasih
tidak ada ketakutan. Kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan.” Dan “Kita
mengasihi, karena Dia lebih dahulu mengasihi kita" (1 Yoh. 4:18,19)
Mereka yang takut kepada
Allah menempatkan diri dalam kendali-Nya dan tidak membiarkan yang lain-lain
membuat mereka khawatir. Mereka telah belajar untuk mempercayai Dia dalam
setiap situasi, karena Dia tahu semua situasi. Dia tidak akan mengizinkan
apapun terjadi yang bukan demi kebaikan kita untuk jangka panjang. Dan Dia
tidak mengizinkan apapun terjadi yang tidak akan mampu kita hadapi jika kita
memiliki hubungan dengan Dia.
Kadang kita berada dalam
situasi yang membuat kita kewalahan. Tetapi kita tetap tidak perlu takut.
Ingatkah Anda kisah ketika saya sedang snorkeling
dekat pulau Heron di The Great Barrier
Reef? Tungkai saya cedera seminggu sebelumnya dan saya agak kelelahan. Saya
memutuskan beristirahat dari snorkeling
dengan cara berdiri sesekali dan menjaga agar hidung saya tetap berada di atas
air sementara saya beristirahat. Tetapi saat saya menjalankan rencana saya
tenyata kedalaman air bukannya satu setengah meter, tetapi dua meter lebih dan
bahwa pantai jauhnya 360 meter.
Sadar bahwa saya tidak
punya kekuatan untuk bertahan, saya mulai panik. Yakin bahwa hidup saya sudah
berakhir, saya mulai menelan air laut. Tiba-tiba sebongkah karang terlihat di
pasir di bawah, cukup besar untuk saya dapat menyeimbangkan diri. Lalu istri
saya berenang mendekat dan berhasil menolong saya untuk tetap tegak. Bantuan
professional pun tiba, dan saya dibawa dengan selamat menuju pantai. Pemikiran
yang memenuhi benak saya saat saya tiba di pantai adalah bahwa pastinya saya
masih hidup karena suatu tujuan. Allah punya alasan mengizinkan saya tetap
hidup dan telah campur tangan untuk mewujudkan hal itu. Yang paling penting
dengan ayat bacaan kita hari ini adalah bahwa insiden tersebut telah
melenyapkan ketakutan saya. Saya sadar bahwa Allah memegang kendali atas
keberadaan saya. Anda bisa bilang bahwa saya pernah berada di ambang maut,
sehingga saya tidak perlu takut lagi.
Nah, saya tidak pernah berniat
untuk berlaku konyol dan pergi ke tempat-tempat yang tidak seharusnya saya
kunjungi, tetapi jika Tuhan memegang kendali atas hidup saya, saya tidak perlu
takut. Jika Dia beserta saya dan memang sudah waktunya, terjadilah. Saya tidak
perlu mengkhawatirkan kapan. Rasa takut tidak lagi memegang kendali.
Tuhan,
terima kasih atas saat-saat dimana aku secara naluriah hidup oleh iman.
Tumbuhkanlah imanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar