Selasa, 05 Februari 2013

6 Februari

“Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu MAUPUN KETEKUNANMU. Aku tahu,DAN ENGKAU TETAP SABAR DAN MENDERITA OLEH KARENA NAMA-KU; dan engkau tidak mengenal lelah.” (Wahyu 2:2,3)

Di sini Yesus menggunakan dua kata bahasa Yunani untuk mengekspresikan “bertahan dengan sabar” dan “bertahan dalam kesulitan atau kesukaran”. Rasanya kedua kata ini mengungkapkan dua cara yang berbeda mengatakan hal yang sama. Namun coba kita satukan kedua konsep ini, maka kita memperoleh makna yang berarti maju terus disaat Anda tidak bisa maju lagi, atau bertekun menanggung beban saat beban itu begitu menekan. Kata itu adalah perpaduan dari kata bahasa Inggris “kesabaran” dan kata “ketahanan”.
Saya teringat ketika keluarga saya mengunjungi para kerabat di wilayah Denver. Kami memutuskan berkendara hingga ke puncak Gunung Evans setinggi 14.000 kaki yang terletak tepat di luar Mike-High City, Denver. Perjalanan indah walau cuaca di puncak sangat dingin dan berangin. Saat melihat peta, saya perhatikan ada jalan setapak di sebelah kiri jalan di batas ketinggian  12.500 kaki, berkelok-kelok sepanjang kurang lebih 1 mil lalu kembali lagi ke jalur utama di batas ketinggian 11.500 kaki.
Saya punya ide “brilian”. Kami bisa memarkir mobil di permukaan jalan setapak lalu berjalan turun hingga tiba di belokan berikutnya. Lalu saya akan berjalan kembali ke mobil dan menjemput yang lain! Kondisi fisik saya sangat baik, dan rencana itu kedengarannya menyenangkan bagi saya.
Perjalanan turun sangat luar biasa, cuaca telah menghangat, dan bunga-bunga liar sungguh memukau. Ketika jalan telah terlihat, saya mengucapkan selamat tinggal kepada keluarga dan naik kembali ke tempat dimana kami memarkir mobil. Jarak ke atas hanya kurang lebih 1.000 kaki, dan saya bergegas supaya keluarga saya tidak menunggu di bawah. Tetapi udara begitu tipis dan jalan setapak begitu terjal sehingga sulit untuk berjalan sebanyak 10 hingga 20 langkah tanpa berhenti sejenak untuk menghirup udara. Jantung saya berdebar 180 per menit, sekalipun saya berjalan seperti seekor siput! Setiap langkah merupakan pergumulan, setiap inci jadi perjuangan keras.
Yang termudah adalah beristirahat setiap beberapa menit sekali. Tapi dengan sabar saya bertahan, sadar bahwa keluarga saya sedang menanti di bawah. Kehidupan Kristiani juga kadang seperti itu. Saat melewati lembah, langkah kita terasa ringan dan kelihatannya kita mancatat kemajuan pesat. Tetapi jika kita memutuskan mencari visi dari Allah, kita harus naik ke ketinggian gunung-gunung. Kita harus melangkah ke udara yang tipis di tempat-tempat tinggi. Dalam proses itu, kita belajar apakah yang dimaksud dengan sabar bertahan.

Tuhan, saat keadaan menjadi sulit, tolonglah aku memusatkan perhatian hanya pada-Mu. Kuatkan aku untuk terus bertahan. Dan bantu aku untuk bertahan saat ini dan terus melakukan yang benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar