“Aku
tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu MAUPUN KETEKUNANMU. Aku tahu,…DAN ENGKAU TETAP SABAR DAN MENDERITA OLEH KARENA NAMA-KU; dan engkau tidak mengenal lelah.” (Wahyu
2:2,3)
Di sini Yesus menggunakan
dua kata bahasa Yunani untuk mengekspresikan “bertahan dengan sabar” dan
“bertahan dalam kesulitan atau kesukaran”. Rasanya kedua kata ini mengungkapkan
dua cara yang berbeda mengatakan hal yang sama. Namun coba kita satukan kedua
konsep ini, maka kita memperoleh makna yang berarti maju terus disaat Anda
tidak bisa maju lagi, atau bertekun menanggung beban saat beban itu begitu
menekan. Kata itu adalah perpaduan dari kata bahasa Inggris “kesabaran” dan
kata “ketahanan”.
Saya teringat ketika
keluarga saya mengunjungi para kerabat di wilayah Denver. Kami memutuskan
berkendara hingga ke puncak Gunung Evans setinggi 14.000 kaki yang terletak tepat
di luar Mike-High City, Denver. Perjalanan indah walau cuaca di puncak sangat
dingin dan berangin. Saat melihat peta, saya perhatikan ada jalan setapak di
sebelah kiri jalan di batas ketinggian
12.500 kaki, berkelok-kelok sepanjang kurang lebih 1 mil lalu kembali
lagi ke jalur utama di batas ketinggian 11.500 kaki.
Saya punya ide “brilian”.
Kami bisa memarkir mobil di permukaan jalan setapak lalu berjalan turun hingga
tiba di belokan berikutnya. Lalu saya akan berjalan kembali ke mobil dan
menjemput yang lain! Kondisi fisik saya sangat baik, dan rencana itu
kedengarannya menyenangkan bagi saya.
Perjalanan turun sangat
luar biasa, cuaca telah menghangat, dan bunga-bunga liar sungguh memukau.
Ketika jalan telah terlihat, saya mengucapkan selamat tinggal kepada keluarga
dan naik kembali ke tempat dimana kami memarkir mobil. Jarak ke atas hanya
kurang lebih 1.000 kaki, dan saya bergegas supaya keluarga saya tidak menunggu
di bawah. Tetapi udara begitu tipis dan jalan setapak begitu terjal sehingga sulit
untuk berjalan sebanyak 10 hingga 20 langkah tanpa berhenti sejenak untuk
menghirup udara. Jantung saya berdebar 180 per menit, sekalipun saya berjalan
seperti seekor siput! Setiap langkah merupakan pergumulan, setiap inci jadi
perjuangan keras.
Yang termudah adalah
beristirahat setiap beberapa menit sekali. Tapi dengan sabar saya bertahan,
sadar bahwa keluarga saya sedang menanti di bawah. Kehidupan Kristiani juga
kadang seperti itu. Saat melewati lembah, langkah kita terasa ringan dan
kelihatannya kita mancatat kemajuan pesat. Tetapi jika kita memutuskan mencari
visi dari Allah, kita harus naik ke ketinggian gunung-gunung. Kita harus
melangkah ke udara yang tipis di tempat-tempat tinggi. Dalam proses itu, kita
belajar apakah yang dimaksud dengan sabar bertahan.
Tuhan,
saat keadaan menjadi sulit, tolonglah aku memusatkan perhatian hanya pada-Mu.
Kuatkan aku untuk terus bertahan. Dan bantu aku untuk bertahan saat ini dan
terus melakukan yang benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar