“Dan tuliskanlah
kepada malaikat jemaat di Tiatira : Inilah Firman ANAK ALLAH,…Dan kepadanya
akan Kukaruniakan BINTANG TIMUR”
(Wahyu 2:18-20)
Saya mulai bermain golf
kurang lebih 12 tahun yang lalu. Itu adalah permainan yang sangat menantang.
Dan saya hampir selalu berhasil memukul bola. Sekali mungkin memukul bola ke kiri atau ke kanan, sementara di saat
yang lain memukulnya tapi bola tidak melayang sejauh yang direncanakan. Di lain
waktu bola membelok ke sebelah kanan (slice)
atau ke sebelah kiri (hook).
Saat bermain golf,
permasalahan terbesar saya adalah slice,
dimana bola melayang kearah yang saya inginkan, tetapi kemudian berbelok
melengkung ke sebelah kanan. Slice
kecil kurang lebih 10 yard bukanlah masalah-Anda bisa mengontrolnya. Tetapi
saat slice menjadi sangat besar-30,40
atau 50 yard ke sebelah kanan-hasil akhirnya bisa jadi kurang begitu berhasil.
Seorang kawan saya, Jim Park,
bahkan mendapat slice jauh lebih
buruk dibandingkan saya, jadi dia memutuskan menemui seorang pengajar golf yang
pekerjaannya mengajar orang-orang (mereka sering disebut “golf pro”). Dalam pelajaran pertamanya, golf pro memberitahu padanya alasan dia memukul bola kearah kanan
disebabkan karena dia kurang “menyelesaikan pukulan”. Dengan kata lain, bola
tidak melayang kearah yang Jim inginkan, malah ke arah mana tubuhnya menghadap
setelah dia mengayunkan tongkat golfnya. Jim segera mempertanyakan logikanya.
Apa bedanya kemana ayunan jika dia telah memukul bola? Gurunya meyakinkan
sekali lagi bahwa dia sedang melakukan slicing
karena dia tidak menyelesaikan pukulannya dan tubuhnya menghadap kesebelah
kanan dari target setelah dia memukul bola. Jadi Jim pun menyelesaikan
pukulannya. Perbedaan yang ditimbulkan membuatnya takjub. Sekarang dia memukul
dengan lebih lurus dan lebih jauh dibandingkan sebelumnya.
Jemaat di Tiatira menerima
visi menyeluruh dari Yesus. Keberhasilan mereka tergantung pada bagaimana mereka
memelihara visi dari Yesus itu. Seperti mereka, kesuksesan kita dalam setiap
aspek kehidupan rohani adalah hasil “menyelesaikan”-dengan memastikan bahwa
segala daya-upaya kita tertuju kepada Dia dan kita berkonsentrasi pada
permasalahan atau misi, “pukulan” kita (strategi, organisasi, talenta, dan
sebagainya) mungkin tampak sempurna, tapi hasil akhirnya akan melenceng jauh
dari tujuan. Semua yang kita lakukan dalam kehidupan harus berhubungan dengan
Yesus. Atau mengutip bahasa dalam Ibrani 12:2 (terjemahan penulis) : Kita perlu
“menujukan pandangan kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman dan yang
membawa iman kita itu kepada kesempurnaan”.
Tuhan,
hidupku penuh dengan gangguan, banyak diantaranya baik. Tolonglah aku untuk
“memantau” dengan menjaga agar pandangan dan seluruh tubuhku tertuju hanya
kepada-Mu di dalam segala yang aku lakukan hari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar