Selasa, 05 Februari 2013

7 Februari



Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau TELAH MENINGGALKAN KASIHMU YANG SEMULA”. ( Wahyu 2:4)

Jemaat di Efesus tampaknya mengulangi pengalaman bangsa Israel sebelum pembuangan ke Babel. Mengutip perkataan Yeremia bagi Yerusalem, “Aku teringat…kepada cintamu pada waktu engkau menjadi pengantin, bagaimana engkau mengikuti Aku di padang gurun” (Yeremia 2:2). Tahun-tahun penuh pengabdian dan kesetiaan. Tapi kemudian semuanya berubah : “Aku telah membuat engkau tumbuh sebagai pokok anggur pilihan,…Betapa engkau berubah menjadi pohon berbau busuk, pohon anggur liar!” (ayat 21)
Seandainya Anda harus menekankan pada kebenaran doktrinal yang teguh atau kasih dalam suatu situasi, manakah yang Anda pilih? Saat kita tidak tahu apa yang mesti dibuat, tindakan paling aman adalah mengasihi. Kitab 1 Korintus 13 mangatakan bahwa kita bisa saja memiliki semua kebenaran doktrinal dan segala macam pekerjaan baik, tetapi jika kita tidak memiliki kasih, semuanya itu tidak ada gunanya. Ellen White menyimpulkan, “Dalam pembaruan, sebaiknya kita tidak berbuat kelewatan dengan melangkah terlalu jauh. Dan seandainya terjadi kesalahan pun, sebaiknya kita berada tak melupakan sisi manusiawinya”.
Saya ingat ketika pergi mengunjungi seorang pria yang telah melakukan perzinahan. Benak saya berputar-putar, bagaimana cara pendekatan saya terhadap masalah ini. Saya memutuskan menegurnya dengan keras, karena saya tahu jika dia tidak berubah dalam hidupnya, Setan akan memanfaatkan situasi ini menjauhkannya dari Kristus. Ketika saya tiba di rumahnya, rasanya sulit membahas masalah itu. Malah, kami hanya mengobrol saja. Saya jadi bersikap ramah dan mendukung. Akhirnya saya pulang, sambil memarahi diri sendiri. Dasar pengecut, kata saya pada diri sendiri. Selama dua hari berikutnya, saya terus menerus mengkritik diri saya.
Lalu saya menerima telepon dari pria itu. “Pendeta, semenjak Anda pergi hari itu, Roh Kudus terus-menerus menegur saya perihal situasi saya. Anda tahu apa yang telah saya lakukan, tapi Anda tidak mempermalukan. Sebaliknya, Anda memperlakukan saya penuh kasih. Tadinya saya sudah siap bertengkar, tapi keramahan Anda meluluhkan hati saya. Saya harus menata lagi hidup saya. Bersediakah Anda datang mengajarkan pada saya?”
Pada dasaranya kita cenderung bersikap keras pada sesama dan mengasihi diri sendiri. Setiap gereja yang telah meninggalkan pusat Injil maka akan mulai menyakiti orang-orang sekalipun dia setia dan mempertahankan doktrin yang benar. Ketika kita yakin bagaimana harus menangani situasi tertentu, lebih baik kita mengambil resiko salah yaitu menebar kasih dan belas kasihan.

Tuhan, tolonglah aku untuk tidak pernah mengkritik orang lain sebelum aku memandang mereka lewat kacamat-Mu dan mengasihi mereka seperti Engkau mengasihi mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar