“Namun demikian Aku
mencela engkau, karena engkau TELAH
MENINGGALKAN KASIHMU YANG SEMULA.”(Wahyu 2:4)
Tidak ada yang lebih dingin
dibandingkan gereja yang tidak mengasihi. Dan kasih yang sejati berarti
keharusan melampaui semua formalitas, lebih daripada sekedar memenuhi
kebutuhan-kebutuhan mendasar, kepada hubungan penuh kasih mesra dengan sesama.
Di tahun 1992, Jack Harris,
dan sekelompok administrator rumah sakit, menerima undangan mengunjungi
Republic Rakyat Cina. Organisasi yang mensponsori memintanya mempresentasikan
karya tulis berjudul “Penyembuhan Lewat
Kebaikan Hati”. Sebelum seminar berlangsung selama seminggu itu, kelompok itu
mengunjungi rumah-rumah sakit di Cina untuk mengamati metode dan prosedur kerja
mereka. kelompok itu mendapati beberapa perbedaan potensial yang bermanfaat,
seperti akupuntur. Pada saat yang sama mereka juga mendapati beberapa praktik
ganjil dan patut dipertanyakan.
Di satu rumah sakit mereka
menyaksikan orang-orang diperiksa penyakinya. Duduk berbaris di bangku-bangku
kasar, para pasien menanti giliran mereka. Satu per satu nama mereka dipanggil
melalui alat pengeras suara. Pasien memasuki sebuah ruangan sangat luas dimana
seorang paramedic berdiri di samping tempat tidur, menanti pasien berikutnya.
Harris mengawasi seorang pria mengobati tiga orang berbeda. Ketika selesai, si
pemeriksa hanya menepuk kepala pasien sebagai tanda telah selesai diperiksa.
Baik dokter maupun pasien tidak berkomunikasi sedikitpun. Tanpa interaksi,
rasanya dingin dan acuh tak acuh.
Kemudian Harris mengunjungi
bangsal bayi dengan dua orang perawat dan 47 orang bayi. Tampak semua bayi
menangis bersamaan. Harris menghampiri bayi terdekat. Bayi itu berbaring
menjerit dan menendang-nendang seperti bayi manapun. Naluri kakek dalam diri
Harris membuatnya meraih dan menyentuh pipi bati itu. Segera bayi itu berhenti
menangis lalu menatap wajah Harris. Dan dia tersenyum. Seakan-akan bayi itu
bisa bicara Inggris dengan sempurna. Ataukah itu karena bahasa sentuhan dan
senyuman?
Banyak orang di dunia hidup
dalam kesepian dan kehampaan. Mereka lebih berharga daripada sekedar tepukan di
kepala. Sentuhan dan senyuman Anda memiliki kekuatan luar biasa untuk
mengungkapkan jenis kasih yang akan mampu mengubah orang-orang. Orang-orang di
sekeliling Anda mungkin tidak menendang-nendang dan menjerit, tapi mereka
merindukan sentuhan kasih. Efesus adalah gereja yang dulu mengasihi dengan cara
demikian, tetapi telah meninggalkan kasih itu demi kemurnian doktrinal. Di
dalam antusiasme kita untuk memastikan bahwa “para pengikut Nikolaus” di
sekeliling kita tidak menyusup ke dalam gereja, sering kita mengelompokkan
mereka yang kesepian dan terabaikan menjadi satu dengan orang-orang itu.
Tuhan,
aku tahu betapa mudah kasihku menjadi pudar. Tolong kau untuk lebih tanggap
terhadap jeritan sesamaku hari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar