Rabu, 06 Februari 2013

8 Februari



Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau TELAH MENINGGALKAN KASIHMU YANG SEMULA.”(Wahyu 2:4)

Tidak ada yang lebih dingin dibandingkan gereja yang tidak mengasihi. Dan kasih yang sejati berarti keharusan melampaui semua formalitas, lebih daripada sekedar memenuhi kebutuhan-kebutuhan mendasar, kepada hubungan penuh kasih mesra dengan sesama.
Di tahun 1992, Jack Harris, dan sekelompok administrator rumah sakit, menerima undangan mengunjungi Republic Rakyat Cina. Organisasi yang mensponsori memintanya mempresentasikan karya tulis berjudul  “Penyembuhan Lewat Kebaikan Hati”. Sebelum seminar berlangsung selama seminggu itu, kelompok itu mengunjungi rumah-rumah sakit di Cina untuk mengamati metode dan prosedur kerja mereka. kelompok itu mendapati beberapa perbedaan potensial yang bermanfaat, seperti akupuntur. Pada saat yang sama mereka juga mendapati beberapa praktik ganjil dan patut dipertanyakan.
Di satu rumah sakit mereka menyaksikan orang-orang diperiksa penyakinya. Duduk berbaris di bangku-bangku kasar, para pasien menanti giliran mereka. Satu per satu nama mereka dipanggil melalui alat pengeras suara. Pasien memasuki sebuah ruangan sangat luas dimana seorang paramedic berdiri di samping tempat tidur, menanti pasien berikutnya. Harris mengawasi seorang pria mengobati tiga orang berbeda. Ketika selesai, si pemeriksa hanya menepuk kepala pasien sebagai tanda telah selesai diperiksa. Baik dokter maupun pasien tidak berkomunikasi sedikitpun. Tanpa interaksi, rasanya dingin dan acuh tak acuh.
Kemudian Harris mengunjungi bangsal bayi dengan dua orang perawat dan 47 orang bayi. Tampak semua bayi menangis bersamaan. Harris menghampiri bayi terdekat. Bayi itu berbaring menjerit dan menendang-nendang seperti bayi manapun. Naluri kakek dalam diri Harris membuatnya meraih dan menyentuh pipi bati itu. Segera bayi itu berhenti menangis lalu menatap wajah Harris. Dan dia tersenyum. Seakan-akan bayi itu bisa bicara Inggris dengan sempurna. Ataukah itu karena bahasa sentuhan dan senyuman?
Banyak orang di dunia hidup dalam kesepian dan kehampaan. Mereka lebih berharga daripada sekedar tepukan di kepala. Sentuhan dan senyuman Anda memiliki kekuatan luar biasa untuk mengungkapkan jenis kasih yang akan mampu mengubah orang-orang. Orang-orang di sekeliling Anda mungkin tidak menendang-nendang dan menjerit, tapi mereka merindukan sentuhan kasih. Efesus adalah gereja yang dulu mengasihi dengan cara demikian, tetapi telah meninggalkan kasih itu demi kemurnian doktrinal. Di dalam antusiasme kita untuk memastikan bahwa “para pengikut Nikolaus” di sekeliling kita tidak menyusup ke dalam gereja, sering kita mengelompokkan mereka yang kesepian dan terabaikan menjadi satu dengan orang-orang itu.

Tuhan, aku tahu betapa mudah kasihku menjadi pudar. Tolong kau untuk lebih tanggap terhadap jeritan sesamaku hari ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar