“Aku tahu kesusahanmu
dan kemiskinanmu -- namun engkau kaya -- dan FITNAH MEREKA, YANG MENYEBUT DIRINYA ORANG YAHUDI, TETAPI YANG
SEBENARNYA TIDAK DEMIKIAN: SEBALIKNYA MEREKA ADALAH JEMAAH IBLIS.” (Wahyu
2:9)
Kelihatannya dari ayat hari
ini bahwa hubungan jemaat dengan orang-orang Yahudi di Smirna sedang dalam
kondisi memprihatinkan. Jemaat menghadapi situasi yang membahayakan. Pada abad
kedua Kekaisaran Romawi berharap agar setiap orang, kecuali orang-orang Yahudi,
agar memuja kaisar. Pihak berwenang mengecualikan orang-orang Yahudi
dikarenakan kolotnya keyakinan agama mereka. Karena bangsa Romawi biasanya
mengidentifikasi orang-orang Kristen abad pertama sebagai orang Yahudi, mereka
seringkali luput dari penganiayaan yang tidak perlu.
Di lain pihak, orang-orang
Yahudi sendiri, punya alasan untuk berhati-hati agar tidak dikaitkan dengan
orang-orang Kristen. Dua puluh lima tahun sebelumnya, kegairahan Yahudi akan
hal-hal yang berhubungan dengan akhir zaman membuat bangsa Romawi menghancurkan
Yerusalem dan Bait Suci, meninggalkan ribuan orang meninggal. Jelas bahwa
status bangsa Yahudi dalam kekaisaran mungkin akan ditarik kembali dalam
sekejap jika pembicaraan orang-orang Kristen mengenai Mesias menimbulkan
kecurigaan bangsa Romawi terhadap orang-orang Yahudi.
Di saat Yohanes menulis
Kitab Wahyu, komunitas Yahudi terlibat kesulitan dengan para pemimpin setempat
di Smirna. Ketika orang-orang Kristen Yahudi berbicara tentang Yesus Sang
Mesias serta akhir zaman, itu hanya membuat keadaan semakin sulit. Jadi kita
harus memahami kata “hujat” dalam ayat hari ini dalam pengertian “fitnah”.
Catatan-catatan historis menyarankan skenario berikut beberapa kali terjadi di
Smirna pada abad pertama.
Katakan saja Jason adalah
seorang Kristen, dan Theudas tetangganya seorang Yahudi bukan Kristen, namun
tidak pernah menyukai Jason. Suatu hari Theudas memfitnah Jason lalu melaporkan
kepada pihak berwenang setempat bahwa Jason adalah musuh kaisar dan negara
namun luput dari pengawasan karena menyamar sebagai orang Yahudi. Lalu dia
memberikan bukti-bukti. Pihak berwenang Romawi pada saat itu jarang cari
gara-gara dengan orang-orang Kristen, tetapi saat dihadapkan pada kasus khusus,
mereka harus melakukan investigasi. Tidak baik membiarkan gerakan revolusioner
berkembang tanpa terdeteksi. Dan Jason bukan seorang Yahudi sejati, nasib yang
menanti agaknya adalah hukuman mati.
Setelah insiden-insiden
semacam itu, dapat dipahami mengapa orang-orang Kristen mulai berpikir bahwa
orang-orang Yahudi seperti Theudas bukanlah orang-orang Yahudi sejati, melainkan
alat yang dipakai Setan.
Tuhan,
nyatakan hadirat-Mu kepada semua orang Kristen yang menghadapi fitnah dan penganiayaan
di dunia saat ini. Tunjukkan kepadaku bagaimana aku bisa menyemangati dan
mendukung mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar