“Tetapi Aku mencela
engkau, karena engkau membiarkan WANITA
IZEBEL, yang menyebut dirinya nabiah,
mengajar dan MENYESATKAN HAMBA-HAMBA-KU
SUPAYA BERBUAT ZINAH DAN MAKAN PERSEMBAHAN-PERSEMBAHAN BERHALA. DAN AKU TELAH
MEMBERIKAN DIA WAKTU UNTUK BERTOBAT, tetapi
ia tidak mau BERTOBAT DARI ZINAHNYA.”
(Wahyu 2:20,21)
Di sini Yesus menyebut
lawan-lawan orang Kristen zaman Yohanes sebagai para pengikut Izebel. Siapapun
dia, tampaknya dia mewakili cabang kelompok yang diberi label “para pengikut
Nikolaus” dan “mereka yang berpegang pada ajaran Bileam” (Wahyu 2:14,15). Jelas
ketiga nama ini melibatkan dua permasalahan yang sama : memakan makanan yang
telah dipersembahkan kepada berhala dan melakukan perzinahan. Menariknya, jika
Anda mempelajari tulisan-tulisan Kristen abad berikutnya, dua permasalahan yang
sama ini mengemuka.
Kekaisaran Romawi menuntut
semua orang bukan Yahudi untuk berpartisipasi dalam keagamaan sipil. Sekalipun
akibatnya bukanlah hukuman mati. Misalnya, mereka akan diboikot dari serikat
dagang, jaringan untuk bisnis mereka. Mereka akan kehilangan pengaruh dalam
masyarakat maupun peningkatan posisi mereka. Juga membuat mereka kehilangan
peluang-peluang sosial. Sebagai akibatnya, mereka yang menghindari kepercayaan
sipil orang-orang Romawi menjadi miskin, tak berdaya, terbuang secara sosial.
Bagi dunia Barat dewasa
ini, kekayaan dan keamanan tampaknya mewakili tujuan tertinggi dari masyarakat
sekular. Namun dunia Greco-Romawi bahkan punya tujuan yang lebih tinggi lagi,
yaitu status. Itu adalah dunia yang bersukaria dalam penghormatan dan
penghargaan terhadap orang-orang dan menghina mereka yang tidak sepaham.
Jadi orang-orang Kristen
abad pertama menolak untuk turut berpartisipasi dalam kepercayaan sipil Romawi
menderita konsekuensi yang serius dalam bisnis, perkara-perkara sipil, serta
kontak sosial. Injil memang bebas, tetapi bisa menyebabkan hilangnya reputasi,
keluarga, pekerjaan, bahkan nyawa kita. Yesus memanggil para pengikutnya untuk
berkomitmen total, tidak peduli apapun konsekuensinya. Namun Ia memberikan
imbalan atas komitmen total tersebut dengan makna dan tujuan dalam hidup ini
serta status yang ditinggikan dalam kehidupan yang akan datang.
Tuhan,
sering aku berkompromi dengan komitmenku kepada-Mu dikarenakan daya tarik
kehidupan ini. Aku ingin berkomitmen kepada-Mu mulai hari ini dan seterusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar