Rabu, 27 Februari 2013

28 Februari



Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan WANITA IZEBEL, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan MENYESATKAN HAMBA-HAMBA-KU SUPAYA BERBUAT ZINAH DAN MAKAN PERSEMBAHAN-PERSEMBAHAN BERHALA. DAN AKU TELAH MEMBERIKAN DIA WAKTU UNTUK BERTOBAT, tetapi ia tidak mau BERTOBAT DARI ZINAHNYA.” (Wahyu 2:20,21)

Di sini Yesus menyebut lawan-lawan orang Kristen zaman Yohanes sebagai para pengikut Izebel. Siapapun dia, tampaknya dia mewakili cabang kelompok yang diberi label “para pengikut Nikolaus” dan “mereka yang berpegang pada ajaran Bileam” (Wahyu 2:14,15). Jelas ketiga nama ini melibatkan dua permasalahan yang sama : memakan makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala dan melakukan perzinahan. Menariknya, jika Anda mempelajari tulisan-tulisan Kristen abad berikutnya, dua permasalahan yang sama ini mengemuka.
Kekaisaran Romawi menuntut semua orang bukan Yahudi untuk berpartisipasi dalam keagamaan sipil. Sekalipun akibatnya bukanlah hukuman mati. Misalnya, mereka akan diboikot dari serikat dagang, jaringan untuk bisnis mereka. Mereka akan kehilangan pengaruh dalam masyarakat maupun peningkatan posisi mereka. Juga membuat mereka kehilangan peluang-peluang sosial. Sebagai akibatnya, mereka yang menghindari kepercayaan sipil orang-orang Romawi menjadi miskin, tak berdaya, terbuang secara sosial.
Bagi dunia Barat dewasa ini, kekayaan dan keamanan tampaknya mewakili tujuan tertinggi dari masyarakat sekular. Namun dunia Greco-Romawi bahkan punya tujuan yang lebih tinggi lagi, yaitu status. Itu adalah dunia yang bersukaria dalam penghormatan dan penghargaan terhadap orang-orang dan menghina mereka yang tidak sepaham.
Jadi orang-orang Kristen abad pertama menolak untuk turut berpartisipasi dalam kepercayaan sipil Romawi menderita konsekuensi yang serius dalam bisnis, perkara-perkara sipil, serta kontak sosial. Injil memang bebas, tetapi bisa menyebabkan hilangnya reputasi, keluarga, pekerjaan, bahkan nyawa kita. Yesus memanggil para pengikutnya untuk berkomitmen total, tidak peduli apapun konsekuensinya. Namun Ia memberikan imbalan atas komitmen total tersebut dengan makna dan tujuan dalam hidup ini serta status yang ditinggikan dalam kehidupan yang akan datang.

Tuhan, sering aku berkompromi dengan komitmenku kepada-Mu dikarenakan daya tarik kehidupan ini. Aku ingin berkomitmen kepada-Mu mulai hari ini dan seterusnya.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar