“…
dan dari YESUS KRISTUS,
SAKSI YANG SETIA, YANG PERTAMA BANGKIT DARI ANTARA ORANG MATI DAN YANG BERKUASA
ATAS RAJA-RAJA BUMI INI” (Wahyu 1:4,5)
Mungkin ini hanya takhyul, tapi
budaya pertanian di Dakota Utara tempat istri saya tumbuh besar, percaya bahwa
hal-hal terjadi dalam hitungan tiga. Jika dua orang yang Anda kenal meninggal
dunia, Anda mulai bertanya-tanya siapa orang ketiga yang bakal meninggal. Atau jika dua dari sahabat-sahabat
dan kerabat-kerabat Anda memutuskan untuk menikah, Anda berspekulasi siapa
orang berikutnya. Orang-orang percaya bahwa hal-hal baik dan buruk cenderung
terjadi dalam hitungan tiga.
Di dalam Kitab Wahyu, banyak hal
juga terjadi dalam pola tiga-tiga. Kita mendapati tiga malaikat (Wahyu 14:6-12)
dan tiga katak (Wahyu 16:13). Yohanes berbicara mengenai tiga binatang (Wahyu
12 dan 13; Wahyu 16:13) dan tiga celaka (Wahyu 8:13). Ayat menggambarkan Allah
Tritunggal sebagai “Trinitas” dari tiga Pribadi : Bapa, Putra, dan Roh Kudus.
Wahyu 1:4-6, pada kenyataannya, adalah tiga “Trinitas”. Renungan hari ini
berfokus pada Pribadi kedua dari Trinitas.
Yohanes pewahyu menggambarkan
Yesus sebagai “saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati
dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini” (ayat 5). Frasa ini menggambarkan
karakteristk utama (kualitas-kualitas) Yesus. Anda tidak bakalan membaca
kualitas-kualitas seperti itu dalam USA
Today atau mendengar tentang itu di CNN. Para remaja di klub disko setempat
tidak akan membicarakan tentang Yesus selagi mereka berdansa. Dunia kita sangat
acuh tak acuh terhadap kualitas-kualitas Yesus yang luar biasa. Itulah sebabnya
mengapa Kitab Wahyu sangatlah penting. Kitab itu secara terbuka mengungkapkan
rahasia tersembunyi mengenai Yesus.
Yesus adalah “saksi yang setia”.
Dalam bahasa aslinya, kata “saksi” adalah kata darimana kata bahasa Inggris
untuk “martir”. Dalam kasih yang berkorban diri oleh Yesus di atas kayu salib,
kita menyaksikan demonstrasi jelas akan karakter Allah. Kristus juga “adalah
yang pertama bangkit dari antara orang mati”, suatu referensi kebangkitan-Nya.
Saat Allah membangkitkan Yesus dari kubur, Ia menyatakan berkat bagi seluruh
umat manusia (Kisah 13:32,33). Mulai detik itu, manusia duduk di sebelah kanan
Allah (Ibrani 8:1,2)! Itu berarti bahwa Dialah “yang berkuasa atas raja-raja di
bumi ini”. Walaupun kebanyakan orang tidak mengakuinya sebagai Raja, kita bisa
menjadi warga kerajaan-Nya dan menerima semua keuntungan kewargaan kerajaan.
Karena Ia berkuasa atas semua raja-raja d bumi, kita tidak perlu takut lagi
terhadap pemerintah yang menindas kita. Mereka memerintah hanya atas seizin-Nya
(Yohanes 18:36,37). Di dalam Wahyu, Yesuslah segala yang kita butuhkan.
Tuhan,
aku menyaksikan kebesaran Yesus lebih daripada yang sebelumnya. Hari ini aku
akan menyembah Dia dengan segenap hatiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar