Selasa, 15 Januari 2013

17 Januari



Pada hari TUHAN aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring…” (Wahyu 1:10)

Apa yang Yohanes maksudkan dengan “Hari Tuhan”? Kapankah nabi ini memperoleh penglihatannya? Tidak mudah untuk dijawab. Setidaknya lima pilihan jawaban yang masuk akal. Pertama, Hari Tuhan itu adalah hari Sabtu. Sabtu adalah hari ketujuh pada kalender Ibrani. Sabat untuk orang Yahudi. Alkitab sering merujuk hari Sabat sebagai “Hari Tuhan”. Dalam Yesaya 58, Tuhan sendiri berbicara tentang hari Sabat sebagai “hari-Ku yang kudus”. Dan Markus 2:27-28, Yesus menyatakan bahwa Dia adalah “Tuhan atas hari Sabat”. Pilihan Alkitablah yang kuat untuk memahami bahwa Yohanes mengacu pada ayat-ayat sebelumnya untuk mengidentifikasi Sabat sebagai hari disaat penglihatan itu datang. Karena dia banyak tertarik pada perintah Sabat dalam pasal 14, maka saya yakin ini merupakan pilihan terbaik.
Pilihan kedua adalah hari Minggu. Tulisan-tulisan Kristen dari abad ke-dua (sekitar 35-40 tahun setelah kitab Wahyu) jelas menggunakan frase “Hari Tuhan” sebagai kiasan untuk hari Minggu. Gagasan ini dikaitkan dengan kenyataan bahwa Yesus bangkit dari kematian pada hari pertama pekan (hari Minggu), sehingga “ Hari Tuhan” bisa mengacu pada hari itu. Tapi tidak punya bukti bahwa orang Kristen pada abad pertama memelihara hari minggu.
Kemungkinan ketiga merujuk pada Paskah. Yesus bangkit pada hari Minggu, hari pertama dalam pekan yang bertepatan hari raya Paskah orang Yahudi. Orang-orang Kristen merayakan paskah setiap tahunnya kurang lebih sekitar hari raya Paskah orang Yahudi. Jika itu mungkin yang di benak sang nabi bahwa ia memperoleh penglihatan pada musim semi, sekitar musim paskah.
Keempat, mungkin yang di pikiran Yohanes adalah hari Tuhan menurut versi Perjanjian Lama, dalam frasa yang mengungkapkan campur tangan Tuhan di akhir sejarah dunia. Sang pewahyu mungkin mengatakan, “Aku mendapat penglihatan ini dengan pemikiran tentang zaman akhir”
Kelima. Beberapa dokumen kuno menyarankan “Hari Kaisar” khusus yang sekali setahun dirayakan. Ketika orang-orang berkumpul untuk beribadah, Yohanes mungkin menegaskan kepada orang Romawi bahwa Allah akan campur tangan pada saat musuh merasa sepenuhnya memegang kendali. Wahyu menunjukkan sesunggunhya Yesus adalah Tuhan, bukan kaisar manusia.
Pada tingkat spiritual moral, tidak ada salahnya untuk mengingatkan diri kita bahwa setiap hari adalah hadiah dari Tuhan. Setiap hari adalah hari “yang dijadikan Tuhan” (Mazmur 118:24), waktu yang digunakan untuk memuliakan Dia dan untuk memberkati orang lain. Setiap hari adalah untuk dinikmati dengan ucapan syukur. Semoga Anda memiliki hari yang baik hari ini.

Tuhan, Engkau telah memberikan hari ini kepadaku. Aku kembali pada-Mu dengan ucapan terima kasih saya. Saya akan mendedikasikan semua pikiran dan tindakan untuk melayani-Mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar