“KARENA ITU
TULISKANLAH APA YANG TELAH KAMU LIHAT, BAIK YANG TERJADI SEKARANG MAUPAUN YANG
AKAN TERJADI SESUDAH INI” (Wahyu 1:9)
Dalam ayat 11 ini, malaikat
memberitahukan kepada Yohanes untuk “menuliskan apa yang kau lihat dalam sebuah
kitab dan mengirimkannya kepada ketujuh jemaat”. Kata “melihat” adalah dalam
bentuk saat ini mengindikasikan bahwa Yohanes telah ada dalam penglihatan dan
penglihatan itu akan berlanjut terus beberapa waktu lamanya. Di lain pihak,
ayat 19 memerintahkan sang nabi “menuliskan apa yang telah kau lihat”. Kata
“melihat” tidak lagi dalam bentuk saat ini. Ini menyatakan bahwa Yohanes telah
menerima seluruh penglihatan diantara ayat 10, dimana ia dikuasai oleh Roh, dan
ayat 18, dimana ia menyelesaikan naratif perjumpaannya dengan Yesus. Dalam ayat
19 penglihatan itu telah selesai, dan tibalah saatnya untuk mulai menulis.
Menurut ayat 19, isi Kitab Wahyu
terbagi menjadi dua kategori, yaitu hal-hal yang terjadi sekarang dan hal-hal yang harus terjadi setelah ini.
Wahyu 4:1 mengulang bahasa wahyu 1:9, “Naiklah kemari dan Aku akan menunjukkan
kepadamu apa yang harus terjadi sesudah
ini”. Maka, ayat 19 agaknya menjadi pemberi struktur untuk sisi kitab ini.
Bagian pertama kitab ini mencakup “hal-hal yang ada”. Itu berarti bahwa pesan
kepada ketujuh jemaat (Wahyu 2 dan 3). Isi penglihatan terfokus khusus pada
peristiwa-peristiwa masa depan, dilihat dari sudut pandang Yohanes. Tapi apa
gunanya bagi gereja mengetahui peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa
depan?
Baru-baru ini saya dan istri saya
terbang ke South Baend, Indiana, ke Selandia Baru. Kami berangkat hari Selasa
dan tiba hari Jumat. Badai salju di Chicago menyebabkan pembatalan beberapa
penerbangan. Akibatnya, saya dan istri harus mengambil beberapa penerbangan
terpisah ke Los Angeles. Bagaimana kami dapat bertemu kembali di sana? Kami
bisa berkumpul kembali di Los Angeles karena kami tahu sesuatu tentang masa
depan. Kami sadar, walau rute kami terpisah, United Airlaines akan menurunkan bagasi kami di Bandara
Internasional Los Angeles. Ternyata, saya mendarat di gerbang yang jauh
letaknya dari terminal yang biasanya dilayani oleh United Airlines. Selama beberapa waktu saya tidak dapat menemukan istri maupun
bagasi saya. Tapi dengan bijaksana istri saya menunggu di kantor United Baggage di Terminal 7. Akhirnya
saya menemukan dia beserta barang-barang kami. Kami tak akan bisa berkumpul
lagi seandainya kami tidak tahu tujuan kami.
Demikian pula, Allah
memberitahukan kepada kita tentang masa depan supaya kita bisa tiba disana.
Setiap hari adalah potongan-potongan rencana perjalanan kita dalam menjalani
rencana Allah. Dengan mata tertuju kepada Firman-Nya, kita bisa menemukan jalan
melewati “labirin” kehidupan ini.
Terima
kasih Tuhan, karena telah membuat jelas rencana-Mu melalui Firman-Mu. Semoga
langkah-langkahku hari ini terjaga tetap searah dengan rencana yang telah
Engkau tetapkan bagiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar