“Bagi Dia, yang
mengasihi kita dan yang TELAH
MELEPASKAN KITA DARI DOSA KITA OLEH DARAHNYA – dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan,… bagi Dialah
kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin ”(Wahyu 1:5,6).
Saya tidak menunjukkan minat
besar pada golf hingga usia saya menginjak 40 tahun. Satu saat, saya menjadi
pembicara pada sebuah konferensi, lalu dua orang pendeta mengundang saya
bersama mereka bermain golf di lapangan terdekat. Setelah meminjam satu set
peralatan golf, saya pergi bersama mereka di musim panas yang gerah. Tidak lama
kemudian, saya telah mempelajari peraturan khusus yang agaknya dianut
kebanyakan pendeta saat bermain golf. Satu dari mereka, Ben, sedang berada di tee (tempat permulaan) yang kedua
sisinya terdiri dari hutan lebat. Ben kemudian memukul bola golfnya tapi
ternyata bola itu masuk ke dalam hutan kurang dari 50 yard jauhnya. Dengan
wajah kesal dia berkata, “ Saya akan melakukan mulligan”.
Saya bingung tapi tidak
berlangsung lama. Ia merogoh sakunya, mengeluarkan bola lain, lalu mulai dari
awal lagi, seakan-akan pukulan pertama tadi tidak pernah ada. Saya baru tahu
bahwa mulligan itu seperti kesempatan
kedua, peluang mengulang dari awal lagi, untuk memperbaiki keadaan. Ajaibnya,
saat permainan terus bergulir, prestasi Ben makin memburuk. Suatu kali, ia
bahkan melakukan mulligan lagi, mulligan ‘kedua’, mulligan ‘ketiga’ sampai ia merasa puas dengan pukulannya.
Para pemain professional pasti
merasa ngeri melihat permainan saya, tetapi saya merasa lega karena dapat
melakukan permainan tanpa harus merasa bergantung pada setiap ayunan tongkat
golf saya. Kesempatan untuk mengulang menghilangkan tekanan dan membuat saya
dapat lebih menikmati permainan. Komputer juga memiliki fitur yang sama pada
tombol “undo”. Setiap kali jari Anda
terpeleset dan Anda tidak tahu apa yang salah dan bagaimana memperbaikinya,
Anda hanya menekan tombol undo, dan
semuanya akan dikembaikan seperti semula, sebelum kesalahan terjadi.
Persamaan ini mungkin tidak sempurna.
Tetapi sesuatu seperti mulligan akan
terjadi dalam hidup Anda ketika Anda memberikan diri kepada Yesus. Anda
memiliki kesempatan memulai kembali, membatalkan rasa bersalah dan beban masa
lalu. Darah Yesus membebaskan kita dari dosa. Kematian-Nya memungkinkan kita
memutus rantai masa lalu, untuk memiliki permulaan baru, untuk diampuni. Darah
Yesus membebaskan kita bukan hanya dari dosa, tapi dari rasa takut, takut bahwa
sesuatu yang kita lakukan akan membuat kita tidak berterima kepada-Nya atau
kita tidak akan pernah cukup baik. Saya tidak tahu tentang Anda, tapi saya bisa
dan akan menggunakan mulligan
sekarang dan kemudian.
Tuhan,
terima kasih karena aku bukan lagi tawanan masa lalu, dosa-dosaku bisa
diampuni, aku bisa mulai dari awal lagi hari ini. Beri aku perasaan merdeka
yang berasal dari hubungan yang benar dengan Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar