Kamis, 03 Januari 2013

4 Januari



Inilah wahyu Yesus Kristus, YANG DIKARUNIAKAN ALLAH  KEPADA-NYA, supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya… Ia telah menyatakannya KEPADA HAMBA-NYA YOHANES. Yohanes telah bersaksi tentang firman Allah… ” (Wahyu 1:1,2)

       Ketika putri sulung kami, Tammy, berusia lima tahun, keluarga kami jadi tak terkendali. Istri saya sedang hamil anak ketiga. Yang membuat kami jadi tak tekendali, setelah Kimberly lahir, maka kami terdiri dari dua orang tua dan tiga anak-anak. Jumlah anak mengalahkan jumlah saya dan istri!
       Saya tidak tahu apakah Anda pikir ini ide yang bagus atau tidak, tapi tak lama sebelum persalinan, kami berbincang dengan Tammy dan berkata, “Kau tahu, Tammy, dua orangtua ditambah tiga anak akan sangat sukar! Mulai saat ini, kami membutuhkan bantuanmu sebagai setengah orangtua. Bisakah kamu membantu?”
       Setujukah dia? Sangat setuju! Apakah kata “sok ngatur” terlintas dalam benak? Meskipun kami sesekali menyesali pembicaraan itu, Tammy terbukti adalah koki, pengurus rumah tangga, dan konselor keluarga paling efektif! Baru-baru ini kami mangadakan liburan keluarga. Tammy (ketika itu berusia 21) membersihkan ruang tamu dan dapur, membantu adiknya berkemas, menyiapkan semua masakan, dan memasukkannya ke mobil. Sementara sang ayah mengawasi, semuanya dilakukan dengan luar biasa! Namun meskipun perannya kadang kacau, tidak seorangpun mempertanyakan siapa yang memutuskan jika menyangkut anak-anak yang lebih muda. Setiap kali kami menyerahkan tanggung jawab kepada Tammy untuk mengurus adik-adiknya, ia harus melakukan tepat seperti yang diperintahkan orangtuanya.
       Garis otoritas dalam Kitab Wahyu juga sama dengan itu. Penulisnya adalah Yohanes, tapi isi kitab ini dari Yesus, bukan dari manusia. Sementara simbol-simbol mencerminkan dunia rasul itu, Yesus memilihnya (“menyatakan”- Wahyu 1:1). Kitab Wahyu bukanlah ide Yohanes sendiri. Ia menerima semuanya itu dalam bentuk penglihatan dari Yesus Kristus. Oleh karena itu, otoritasnya seperti nabi-nabi Perjanjian Lama dan juga rasul-rasul Perjanjian Baru. “Kata-kata nubuatan ini ” harus ditaati (ayat 3). Otoritasnya tidak perlu dipertanyakan, sehingga tidak ada satu katapun yang boleh ditambahkn atau dikurangi (Wahyu 22:18, 19). Hikmat dan pengetahuan Allah tentu saja lebih besar daripada apa yang tertulis dalam Kitab Wahyu. Allah yang besar telah turun dan memakai Yohanes untuk berbicara kepada kita, bagaikan orang tua berbicara kepada anak berusia 2 tahun, menyamakan diri dengan tingkatan mereka dan memakai bahasa mereka. Kitab Suci adalah saksi terjelas kita pada Allah, saksi yang masih dalam kapasitas kita untuk dipahami.
       Tuhan, terima kasih karena mengulurkan tangan kepadaku dalam Kitab Wahyu. Aku akan mengikuti-Mu sepenuh hatiku hari ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar