“KETIKA AKU
MELIHAT DIA, TERSUNGKURLAH AKU DI DEPAN KAKINYA SAMA SEPERTI ORANG YANG MATI; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di
atasku, lalu berkata : ‘Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir…”
(Wahyu 1:17,18).
Pada suatu hari, sebuah peristiwa
sangat aneh terjadi pada saya dan keluarga saya. Saya dan istri saya telah
menghabiskan sore itu berbelanja bersama anak-anak kami. Ketika kami akan
berbelok masuk ke rumah, dengan terkejut kami melihat bahwa semua lampu rumah
kami telah dinyalakan dan sebuah truck pickup
asing di parkir di pekarangan rumah kami. Kami duduk mematung di tempat
setidaknya selama semenit, tidak yakin apa yang harus dilakukan. Dengan rasa
takut dan gementar saya memutuskan meninggalkan istri dan anak-anak di mobil
dan menegur siapapun pelakunya. Tapi saya tercengang, namun lega, ketika
mendapati “penyusup” itu tidak lain adalah bapak mertua saya. Sang kakek
membuat kejutan bagi kami dengan berkendara sejauh 800 mil ke Michigan dari
tanah pertaniannya di Dakota Utara. Dan memang kami terkejut! Ketika beliau
tidak mendapati kami di rumah, seorang wanita tetangga membantunya berbenah.
Nah, kunjungan bapak mertua bisa
segera terlupakan seandainya beliau tinggal satu kota dengan kami. Pada saat
itu ayah saya (yang tinggal satu kota dengan kami) juga sering mampir tanpa
memberi tahu dulu untuk menanyakan kabar atau memperbaiki sesuatu sementara
kami tidak berada di rumah. Tetapi, bapak mertua ini jaraknya 800 mil jauhnya! Kami
tidak pernah berharap beliau muncul tanpa pemberitahuan. Insiden itu membantu
saya untuk memahami reaksi Yohanes tatkala bertemu Yesus di pulau Patmos.
Begini, Yohanes mengenal Yesus
dengan cukup baik ketika Dia masih dalam wujud manusia (lihat 1 Yohanes).
Tetapi itu 60 tahun yang lalu. Dan Yesus telah naik ke alam semesta lain. Sang
nabi tentu tak berharap Yesus sewaktu-waktu muncul. Bukan hanya itu, Yesus
memiliki kualitas-kualitas memukau yang Yohanes kaitkan dengan Allah sendiri.
Dia adalah “Yang Awal dan Yang Akhir”, yang menggambarkan Tuhan yang agung
dalam Perjanjian Lama (Yesaya 44:6; 48:12). Yesus datang kepada Yohanes sebagai
Allah Perjanjian Lama. Dia menciptakan dunia ini, memberikan hukum Taurat di
Gunung Sinai, serta memenuhi Bait Allah dengan kemuliaan pada zaman Salomo.
Pastinya sangat mengejutkan bagi Yohanes. Sebagai akibatnya. dia pun jatuh
tersungkur. Ini lebih daripada apa yang sanggup ditanggungnya.
Inilah wahyu Yesus Kristus. Dia
lebih daripada manusia, Dia adalah Allah yang menjadi manusia. Saat kita,
seperti Yohanes, tersadar dari kenyataan ini, kita akan dihiburkan dengan
mengetahui bahwa Tuhan benar-benar sanggup memenuhi segala yang kita butuhkan,
termasuk hidup yang kekal.
Tuhan,
berikan aku secercah gambaran kebesaran-Mu hari ini. Aku ingin berjalan dalam
kerendahan hati yang sejati, kerendahan hati yang timbul karena merasakan
kebesaran-Mu yang melampaui akal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar