Selasa, 22 Januari 2013

24 Januari



KETIKA AKU MELIHAT DIA, TERSUNGKURLAH AKU DI DEPAN KAKINYA SAMA SEPERTI ORANG YANG MATI; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata : ‘Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir…” (Wahyu 1:17,18).

Pada suatu hari, sebuah peristiwa sangat aneh terjadi pada saya dan keluarga saya. Saya dan istri saya telah menghabiskan sore itu berbelanja bersama anak-anak kami. Ketika kami akan berbelok masuk ke rumah, dengan terkejut kami melihat bahwa semua lampu rumah kami telah dinyalakan dan sebuah truck pickup asing di parkir di pekarangan rumah kami. Kami duduk mematung di tempat setidaknya selama semenit, tidak yakin apa yang harus dilakukan. Dengan rasa takut dan gementar saya memutuskan meninggalkan istri dan anak-anak di mobil dan menegur siapapun pelakunya. Tapi saya tercengang, namun lega, ketika mendapati “penyusup” itu tidak lain adalah bapak mertua saya. Sang kakek membuat kejutan bagi kami dengan berkendara sejauh 800 mil ke Michigan dari tanah pertaniannya di Dakota Utara. Dan memang kami terkejut! Ketika beliau tidak mendapati kami di rumah, seorang wanita tetangga membantunya berbenah.
Nah, kunjungan bapak mertua bisa segera terlupakan seandainya beliau tinggal satu kota dengan kami. Pada saat itu ayah saya (yang tinggal satu kota dengan kami) juga sering mampir tanpa memberi tahu dulu untuk menanyakan kabar atau memperbaiki sesuatu sementara kami tidak berada di rumah. Tetapi, bapak mertua ini jaraknya 800 mil jauhnya! Kami tidak pernah berharap beliau muncul tanpa pemberitahuan. Insiden itu membantu saya untuk memahami reaksi Yohanes tatkala bertemu Yesus di pulau Patmos.
Begini, Yohanes mengenal Yesus dengan cukup baik ketika Dia masih dalam wujud manusia (lihat 1 Yohanes). Tetapi itu 60 tahun yang lalu. Dan Yesus telah naik ke alam semesta lain. Sang nabi tentu tak berharap Yesus sewaktu-waktu muncul. Bukan hanya itu, Yesus memiliki kualitas-kualitas memukau yang Yohanes kaitkan dengan Allah sendiri. Dia adalah “Yang Awal dan Yang Akhir”, yang menggambarkan Tuhan yang agung dalam Perjanjian Lama (Yesaya 44:6; 48:12). Yesus datang kepada Yohanes sebagai Allah Perjanjian Lama. Dia menciptakan dunia ini, memberikan hukum Taurat di Gunung Sinai, serta memenuhi Bait Allah dengan kemuliaan pada zaman Salomo. Pastinya sangat mengejutkan bagi Yohanes. Sebagai akibatnya. dia pun jatuh tersungkur. Ini lebih daripada apa yang sanggup ditanggungnya.
Inilah wahyu Yesus Kristus. Dia lebih daripada manusia, Dia adalah Allah yang menjadi manusia. Saat kita, seperti Yohanes, tersadar dari kenyataan ini, kita akan dihiburkan dengan mengetahui bahwa Tuhan benar-benar sanggup memenuhi segala yang kita butuhkan, termasuk hidup yang kekal.

Tuhan, berikan aku secercah gambaran kebesaran-Mu hari ini. Aku ingin berjalan dalam kerendahan hati yang sejati, kerendahan hati yang timbul karena merasakan kebesaran-Mu yang melampaui akal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar