Minggu, 20 Januari 2013

22 Januari



Anak ManusiaKEPALA DAN RAMBUTNYA PUTIH BAGAIKAN BULU YANG PUTIH METAH, dan mata-Nya bagaikan nyala api. Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan TEMBAGA MEMBARA DALAM PERAPIAN;… ”(Wahyu 1:13-16)

Ketika saya masih kuliah, saya berasumsi bahwa Yesus tampak seperti lukisan-lukisan diri-Nya yang saya lihat di gereja sejak kecil. Walaupun saya tidak menyadari apakah perlu bagi Yesus untuk menyerupai seorang keturunan Jerman-Amerika, saya tidak tahu perbedaan antara gambar Yesus yang biasa dengan orang-orang Timur Tengah yang Anda lihat.
Saat itu akhir tahun 1960-an, dan saya sedang berada di tempat kejadian protes mahasiswa, Hari Bumi yang pertama, datangnya Black History Week, serta banyak pawai-pawai menuntut persamaan ras dan menentang perang di Vietnam. Seorang mahasiswa Afrika-Amerika menarik saya ke samping dan menyadarkan saya akan aspek-aspek pendidikan saya yang terabaikan. Ia jelaskan bahwa Yesus pastinya tidak “Putih”, sebenarnya Yesus memiliki cirri-ciri orang Afrika. Berdasarkan ayat bacaan kita hari ini, dia menjelaskan bahwa rambut Yesus seperti wol. Sambil menunjuk rambut Afro-nya, katanya, “Persis seperti saya, tidak seperti engkau”. Dia juga katakan bahwa warna seperti “tembaga yang membara” itu jauh lebih mirip dengan warna kakinya daripada warna kaki saya. Perjumpaan itu menimbulkan goncangan pada gambaran mental saya yang telah terpatri mengenai Yesus, dan saya berterima kasih atas itu.
Terutama menarik adalah bahwa para supremasi Kulit Putih di Amerika bagian Selatan memakai ayat yang sama untuk membuktikan bahwa Yesus itu berkulit putih. Bagaimana pun, kepala dan juga rambutnya putih seperti bulu yang putih metah. Menurut mereka, “bulu yang putih metah” itu lebih merujuk pada warna rambut daripada teksturnya. Ini memperlihatkan bahwa kita dengan mudahnya bisa menggunakan Kitab Wahyu untuk mendukung opini-opini yang sebenarnya tidak dibahas dalam kitab ini.
Bukan maksud Yesus di dalam penglihatan ini untuk memberikan gambaran yang tepat menyerupai diri-Nya yang sebenarnya. Bagaimanapun, pasti mengerikan bukan, saat pedang keluar dari mulut seseorang. Dan putihnya kepala serta rambut  Yesus bukan untuk mengenang kembali “Yang Lanjut Usia” di dalam Daniel 7.  Yesus datang kepada Yohanes langsung dari takhta Allah untuk memberinya dorongan semangat Ilahi dalam menghadapi kesulitan yang akan dia alami serta bagi gereja-Nya. Akan memalukan jika kita mengabaikan kebesaran Yesus dan memfokuskan perhatian pada kulit-Nya.

Tuhan, tolonglah aku agar perhatianku tidak dialihkan oleh banyak sisi menarik yang tampaknya digambarkan Kitab Wahyu. Buat agar mataku tetap terfokus pada pesan tentang siapa Engkau sebenarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar