“Anak Manusia… KEPALA DAN RAMBUTNYA PUTIH BAGAIKAN BULU
YANG PUTIH METAH, dan mata-Nya
bagaikan nyala api. Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan TEMBAGA MEMBARA DALAM PERAPIAN;… ”(Wahyu 1:13-16)
Ketika saya masih kuliah, saya
berasumsi bahwa Yesus tampak seperti lukisan-lukisan diri-Nya yang saya lihat
di gereja sejak kecil. Walaupun saya tidak menyadari apakah perlu bagi Yesus
untuk menyerupai seorang keturunan Jerman-Amerika, saya tidak tahu perbedaan
antara gambar Yesus yang biasa dengan orang-orang Timur Tengah yang Anda lihat.
Saat itu akhir tahun 1960-an, dan
saya sedang berada di tempat kejadian protes mahasiswa, Hari Bumi yang pertama,
datangnya Black History Week, serta
banyak pawai-pawai menuntut persamaan ras dan menentang perang di Vietnam.
Seorang mahasiswa Afrika-Amerika menarik saya ke samping dan menyadarkan saya
akan aspek-aspek pendidikan saya yang terabaikan. Ia jelaskan bahwa Yesus
pastinya tidak “Putih”, sebenarnya Yesus memiliki cirri-ciri orang Afrika.
Berdasarkan ayat bacaan kita hari ini, dia menjelaskan bahwa rambut Yesus
seperti wol. Sambil menunjuk rambut Afro-nya, katanya, “Persis seperti saya,
tidak seperti engkau”. Dia juga katakan bahwa warna seperti “tembaga yang
membara” itu jauh lebih mirip dengan warna kakinya daripada warna kaki saya. Perjumpaan
itu menimbulkan goncangan pada gambaran mental saya yang telah terpatri
mengenai Yesus, dan saya berterima kasih atas itu.
Terutama menarik adalah bahwa
para supremasi Kulit Putih di Amerika bagian Selatan memakai ayat yang sama untuk
membuktikan bahwa Yesus itu berkulit putih. Bagaimana pun, kepala dan juga
rambutnya putih seperti bulu yang putih metah. Menurut mereka, “bulu yang putih
metah” itu lebih merujuk pada warna rambut daripada teksturnya. Ini
memperlihatkan bahwa kita dengan mudahnya bisa menggunakan Kitab Wahyu untuk
mendukung opini-opini yang sebenarnya tidak dibahas dalam kitab ini.
Bukan maksud Yesus di dalam
penglihatan ini untuk memberikan gambaran yang tepat menyerupai diri-Nya yang
sebenarnya. Bagaimanapun, pasti mengerikan bukan, saat pedang keluar dari mulut
seseorang. Dan putihnya kepala serta rambut
Yesus bukan untuk mengenang kembali “Yang Lanjut Usia” di dalam Daniel
7. Yesus datang kepada Yohanes langsung
dari takhta Allah untuk memberinya dorongan semangat Ilahi dalam menghadapi
kesulitan yang akan dia alami serta bagi gereja-Nya. Akan memalukan jika kita
mengabaikan kebesaran Yesus dan memfokuskan perhatian pada kulit-Nya.
Tuhan,
tolonglah aku agar perhatianku tidak dialihkan oleh banyak sisi menarik yang
tampaknya digambarkan Kitab Wahyu. Buat agar mataku tetap terfokus pada pesan
tentang siapa Engkau sebenarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar