“Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kau lihat pada tangan kanan-Ku
dan ketujuh kaki dian dari emas itu : ketujuh bintang itu ialah malaikat
ketujuh jemaat dan KETUJUH
KAKI DIAN ITU IALAH KETUJUH JEMAAT ” (Wahyu 1:20)
Wahyu 1:12-20 menyajikan gambaran
fantastis tentang “seorang serupa Anak Manusia” (Yesus) sedang berdiri di
tengah-tengah tujuh kaki dian emas. Dalam ayat 20, tujuh kaki dian melambangkan
tujuh jemaat di Asia Kecil. Jadi ide kunci dalam pasal 1 ini adalah hubungan
Yesus dengan gereja-Nya sangatlah intim. Makin membuat pengamatan menarik
adalah fakta gambaran tentang Yesus di bagian kedua dari masing-masing surat,
dalam dua pasal sesudahnya mencakup karakteristik-karakteristik Dia yang
disinggung di pasal 1. Misalnya, surat kepada jemaat di Efesus (Wahyu 2:1)
menggambarkan Yesus sebagai Dia yang memegang tujuh bintang di tangan-Nya
(Wahyu 1:20) dan berjalan di tengah-tengah kaki dian emas (ayat 12,13). Dalam
surat kepada jemaat di Smirna (Wahyu 2:8), Dia adalah Yang Awal dan Yang Akhir,
yang telah mati namun hidup (Wahyu 1:17,18). Lalu dalam surat kepada jemaat di
Pergamus (Wahyu 12:2), dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua
(Wahyu 1:16). Jadi keadaan itupun berlanjut terus.
Dengan kata lain, Yesus menyajikan
diri-Nya secara berbeda-beda kepada masing-masing jemaat. Tidak satupun jemaat
memiliki gambaran utuh tentang diri Yesus. Dengan mempertimbangkan kebutuhan
serta karakteristik untuk masing-masing jemaat. Atau, dengan kata lain, Dia
menawarkan jurus berbeda-beda kepada masing-masing orang!
Gambaran Yesus ini berdampak luar biasa
terhadap kehidupan Kristiani sehari-hari. Satu hal, Dia tahu semua tiap-tiap
jemaat (Wahyu 2:2,9,13 dan seterusnya), bahkan sebelum mereka menyadari
kehadiran-Nya. Dan Dia tahu segalanya tentang diri saya, bahkan sebelum saya
menceritakannya kepada-Nya! Jadi kita tidak perlu menyembunyikan apapun juga
dari Yesus. Dia sudah tahu semua! Kebenaran tentang saya aman di tangan-Nya.
Karena Dia sudah tahu, maka Dia bisa menyikapi masing-masing kita dengan
cara-cara paling kita butuhkan. Yesus menghormati keunikan kita. Dia tanggap
terhadap kepribadian kita dan kebutuhan kita yang berbeda-beda, dan dengan
murah hati, Dia akan menyikapi kita dengan cara yang paling menguntungkan kita.
Renungkanlah satu implikasi lain. Jika
tidak ada gereja maupun orang Kristen yang memiliki gambaran yang utuh tentang
Yesus, berarti kita semua punya alasan agar rendah hati. Kita semua sedang
belajar. Dan kita semua bisa saling mengajar satu sama lain. Posisi paling
bijak yang harus diambil setiap orang Kristen adalah menjadi pembelajar dalam
setiap situasi.
Tuhan, tolonglah aku belajar dari semua orang yang kutemui hari ini.
Bantulah aku membagikan gambaran unik tentang Engkau yang telah Engkau berikan
kepadaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar