Minggu, 27 Januari 2013

29 Januari



“Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kau lihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian dari emas itu : ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan KETUJUH KAKI DIAN ITU IALAH KETUJUH JEMAAT ” (Wahyu 1:20)

       Wahyu 1:12-20 menyajikan gambaran fantastis tentang “seorang serupa Anak Manusia” (Yesus) sedang berdiri di tengah-tengah tujuh kaki dian emas. Dalam ayat 20, tujuh kaki dian melambangkan tujuh jemaat di Asia Kecil. Jadi ide kunci dalam pasal 1 ini adalah hubungan Yesus dengan gereja-Nya sangatlah intim. Makin membuat pengamatan menarik adalah fakta gambaran tentang Yesus di bagian kedua dari masing-masing surat, dalam dua pasal sesudahnya mencakup karakteristik-karakteristik Dia yang disinggung di pasal 1. Misalnya, surat kepada jemaat di Efesus (Wahyu 2:1) menggambarkan Yesus sebagai Dia yang memegang tujuh bintang di tangan-Nya (Wahyu 1:20) dan berjalan di tengah-tengah kaki dian emas (ayat 12,13). Dalam surat kepada jemaat di Smirna (Wahyu 2:8), Dia adalah Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati namun hidup (Wahyu 1:17,18). Lalu dalam surat kepada jemaat di Pergamus (Wahyu 12:2), dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua (Wahyu 1:16). Jadi keadaan itupun berlanjut terus.
       Dengan kata lain, Yesus menyajikan diri-Nya secara berbeda-beda kepada masing-masing jemaat. Tidak satupun jemaat memiliki gambaran utuh tentang diri Yesus. Dengan mempertimbangkan kebutuhan serta karakteristik untuk masing-masing jemaat. Atau, dengan kata lain, Dia menawarkan jurus berbeda-beda kepada masing-masing orang!
       Gambaran Yesus ini berdampak luar biasa terhadap kehidupan Kristiani sehari-hari. Satu hal, Dia tahu semua tiap-tiap jemaat (Wahyu 2:2,9,13 dan seterusnya), bahkan sebelum mereka menyadari kehadiran-Nya. Dan Dia tahu segalanya tentang diri saya, bahkan sebelum saya menceritakannya kepada-Nya! Jadi kita tidak perlu menyembunyikan apapun juga dari Yesus. Dia sudah tahu semua! Kebenaran tentang saya aman di tangan-Nya. Karena Dia sudah tahu, maka Dia bisa menyikapi masing-masing kita dengan cara-cara paling kita butuhkan. Yesus menghormati keunikan kita. Dia tanggap terhadap kepribadian kita dan kebutuhan kita yang berbeda-beda, dan dengan murah hati, Dia akan menyikapi kita dengan cara yang paling menguntungkan kita.
       Renungkanlah satu implikasi lain. Jika tidak ada gereja maupun orang Kristen yang memiliki gambaran yang utuh tentang Yesus, berarti kita semua punya alasan agar rendah hati. Kita semua sedang belajar. Dan kita semua bisa saling mengajar satu sama lain. Posisi paling bijak yang harus diambil setiap orang Kristen adalah menjadi pembelajar dalam setiap situasi.

Tuhan, tolonglah aku belajar dari semua orang yang kutemui hari ini. Bantulah aku membagikan gambaran unik tentang Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar