Kamis, 17 Januari 2013

19 Januari



Lalu aku berpaling untuk mlihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku TUJUH KAKI DIAN DARI EMAS.” (Wahyu 1:12)

Pada paskah tahun 1969 saya memperoleh kesempatan istimewa bisa berada di Roma. Setelah menghadiri pidato paskah Paus di Lapangan Santo Petrus, saya beserta ketiga kawan saya pergi melihat reruntuhan Forum Romawi kuno. Sungguh menyenangkan berjalan-jalan di tanah yang dulunya pernah dipijak Petrus dan Paulus, melihat-lihat reruntuhan bangunan yang dulunya pasti sangat megah, namun tetap terbuat dari bebatuan yang sama dengan yang dulu dilihat dan disentuh rasul-rasul itu.
Kebanyakan turis yang mengunjungi Forum mengawali perjalanan dari Penjara Mamertine (tempat Paulus dulu mungkin pernah dipenjarakan). Lalu melewati kuil Perawan Vestal, mendaki dan menuruni Bukit Palatine, dan melewati Baasilika Konstantin menuju ke ujung Forum yang satunya. Lalu kami melewati Arch of Titus, jenderal Romawi yang menaklukan kota Yerusalem pada tahun 70 Masehi. Bayangkan kegembiraan kami saat menyaksikan ilustrasi singkat para serdadu berbaris mengelilingi Roma dengan membawa kaki dian bercabang tujuh yang diambil dari Bait Allah di Yerusalem! Kami merasa begitu menyelami dunia Alkitab kuno.
Dalam dunia Romawi kuno, menorah (kaki dian) bercabang tujuh adalah simbol paling umum untuk Yudaisme, sama dengan ikan dan salib belakangan menjadi lambang iman Kristiani. Dengan cara mengejutkan, Kitab Wahyu mengadopsi lambang Yudaisme ini untuk mewakili jemaat-jemaat di Asia Kecil. Jadi, Yohanes paham betul bahwa iman Kristiani sejati merupakan warisan sejarah Israel, sekalipun tidak mengakui orang-orang Kristen (Wahyu 2:9;3:9). Itulah orang-orang yang putus hubungan dengan warisan budaya Yahudi mereka, bukannya para pengikut sejati dari Yeshua Sang Mesias.
Jika begitu, sudahkah gereja menggantikan Israel? Sulit membayangkan orang-orang Kristen abad pertama mengambil posisi demikian. Mereka memperkenalkan Mesias Yahudi, yang menggenapi janji-janji bagi Israel. Mereka mempertobatkan orang-orang kafir kepada satu-satunya Allah Israel yang benar. Walaupun tidak menuntut agar orang-orang bukan Yahudi disunat, orang-orang Kristen Yahudi seperti Paulus  menerima mereka sebagai peserta baru dalam iman Yahudi mereka kepada Yesus. 0rang-orang percaya bukan Yahudi adalah anak-anak Abraham secara rohani (Galatia 3:28), mengenakan sunat rohani (Roma 2:28.29) dan dicangkokkan kepada pohon Israel sementara cabang-cabang asli yang tidak percaya dipatahkan (Roma 11:7).
Di dalam Kitab Wahyu gambaran kaki dian menekankan keyahudian iman Kristen serta keterkaitan erat antara iman dengan warisan budaya Israel.

Tuhan, tolonglah aku untuk belajar lebih banyak tentang akar warisan sejarah rohani dan menghargainya, seperti halnya Paulus dan Yohanes.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar