“Inilah wahyu Yesus Kristus,…supaya
ditunjukkan kepada-Nya kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus SEGERA terjadi” (Wahyu
1:1)
Ayat ini mengatakan, peristiwa-peristiwa
yang digambarkan dalam Kitab Wahyu akan “segera” terjadi. Darimana pewahyu bisa
mengatakan demikian? Apakah maksud sebenarnya? Sebagian penafsir manyarankan,
kita harus memahami kata “segera” dari sudut pandang Allah, bukan sudut pandang
kita. Sebab, satu hari bagi Allah itu sama seperti 1.000 tahun (2 Pertus 3:8)!
Dalam pengertian itu, kedatangan Yesus selalu segera. Bagi Allah, masa 1.000
tahun hanya satu butiran kecil dalam waktu tak terbatas.
Jawaban itu mungkin berguna, tapi tak
cukup bagi kita. Lagi pula, Yohanes tidak menulis Kitab Wahyu bagi kepentingan
Allah, tapi “supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus
segera terjadi.” Ketika malaikat datang kepada Petrus di penjara (Kisah 12:7)
dan berkata, “Bangunlah segera!” (kata yang sama dengan “segera” dalam Wahyu
1:1), malaikat itu jelas tidak menyarankan Petrus untuk mendengkur 1.900 tahun
lagi. Apa pendapat para pembaca pertama Kitab Wahyu sehubungan komentar ini?
apakah Yesus (atau Yohanes) yang salah? Bagaimana kita memahaminya?
Satu hal, pernyataan seperti itu
tampaknya sudah menjadi pola Allah. Bahkan, pada zaman Perjanjian Lama, Anda
akan sering mendapat kesan bahwa tindakan besar Allah adalah pada detik-detik
terakhir. Saat anda membaca kitab-kitab Injil, perkataan Yesus tampaknya tidak
menyarankan lebih daripada beberapa tahun (dekade). Alkitab senantiasa
mengatakan bahwa waktu dari awal hingga akhir zaman itu singkat. Seakan-akan
Tuhan tahu, sesuatu dalam jiwa manusia akan rusak setiap kali masa depan
tampaknya diperpanjang. Kita tahu bahwa setiap saat bisa menjadi saat terakhir
bagi kita, namun kita hidup seolah-olah sejarah pribadi kita akan terus
berlangsung selama beberapa dekade ke depan. Sehingga menggambarkan waktu dalam
jangka pendek memenuhi kebutuhan manusia. Hal ini membantu kita untuk
memusatkan pikiran pada hal-hal penting. Dan memungkinkan kita menetapkan
prioritas tepat untuk apapun yang tersisa dalam hidup kita.
Seorang siswa mendekati seorang rabbi dan
bertanya, “Kapan saya harus berdamai dengan Allah?” Rabbi itu menjawab, “Sehari
sebelum anda meninggal.” Siswa itu balas bertanya lagi, “Tetapi kapankah aku
meninggal?” Lalu Rabbi itu menjawab, “Tidak ada yang tahu, oleh karena itu,
Kitab Suci berkata, ‘Hari ini, jika engkau mendengar suara-Nya, jangan engkau
keraskan hatimu.” Bagaimanapun banyak
hal akan segera terjadi. Yang terpenting adalah bagaimana kita merespons
kenyataan itu.
Tuhan,
bantu aku untuk hidup hari ini dengan sudut pandang keabadian. Semoga aku
mengalami setiap momen dan memperlakukan setiap orang seakan-akan aku harus
memberikan pertanggungjawaban atas kehidupanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar