Senin, 28 Januari 2013

30 Januari



“Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di…” (Wahyu 2:1,8,12,18;3:1,7,14)

       Walaupun kitab wahyu memiliki banyak persamaan dengan kitab-kitab apokaliptik kuno lainnya, surat-surat yang termuat dalam Wahyu 2 dan 3 tidak memiliki karakter yang jelas. Sebagian sarjana Alkitab mengatakan, surat-surat itu adalah “surat-surat profetik”, jenis tulisan yang muncul dalam Perjanjian Lama (2 Tawarikh 21:12-15; Yeremia 29) serta literature Yahudi mula-mula otoritas sangat besar, dan orang-orang memperlakukannya seakan-akan surat-surat itu adalah titah raja layaknya.
       Dunia Romawi tidak memiliki sistem pos resmi, kecuali untuk urusan kenegaraan. Para sahabat yang kebetulan akan bepergian ke arah yang sama, atau utusan-utusan yang ditunjuk, yang membawa sebagian besar surat-surat. Namun sistem jalan raya yang baik, dipadu dengan pengapalan yang efisien ke laut Mediterania, membawa perjalanan lebih mudah dan cepat dibandingkan sebelumnya. Para arkeolog menemukan bukti bahwa orang-orang Mesir mengirimkan surat-surat ke Asia Kecil dan menerima balasannya dalam waktu kurang dari 25 hari. Tidak banyak berbeda dengan zaman sekarang!
       Surat-surat hampir selalu memperkenalkan unsur ketegangan. Dari amplopnya kita bisa menebak pengirim dan tujuannya, tetapi isinya masih tetap menjadi kejutan. Saya sering menerima surat yang kelihatan seperti surat bisnis resmi, namun hanya tawaran pembuatan kartu kredit atau ajakan mendaftarkan diri di sebuah klub buku. Saya belajar untuk melihat dari cap posnya. Jika pengirimnya membayar bea pos secara penuh, mungkin isi surat itu akan penting buat saya. Tetapi jika surat itu dikirim lewat pos masal, tampaknya isinya hanya akan buang-buang waktu saja.
       Sekali pernah saya menerima amplop cokelat dari Internal Revenue Eservice, dinas perpajakan Amerika. Surat-surat semacam itu lebih baik di beri batas garis hitam saja, sebab biasanya menimbulkan kerugian financial bagi penerimanya! Karena saat itu saya masih kuliah dan dana terbatas, saya membuka surat itu dengan berat hati. Ternyata saya menemukan cek di dalamnya! Seseorang telah memutuskan untuk mengaudit pengembalian terakhir pajak saya dan menemukan ada kesalahan yang merugikan saya. Jelas bahwa kita harus membuka surat untuk merasa yakin dengan isinya.
       Saya bisa bayangkan ketegangan di kota-kota di Asia Kecil saat para pembaca wahyu mendengar bagian yang bunyinya, “Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna”. Para anggota jemaat ini pastinya menahan napas saat menantikan pesan langsung dari Yesus ini. Dan kumpulan surat-surat itu berisikan banyak kejutan.

Tuhan, dengan tak sabar aku menantikan pesan-Mu melalui Roh-Mu hari ini. Berterus teranglah padaku. Aku bersedia menerima dan melaksanakan pesan-Mu kepadaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar