“AKU ADALAH ALFA
DAN OMEGA, FIRMAN TUHAN ALLAH, YANG ADA DAN YANG SUDAH ADA DAN YANG AKAN
DATANG, YANG MAHA KUASA” (Wahyu 1:8)
Suatu hari Jumat di bulan Oktober
tersiar kabar di suatu komunitas bahwa hama belalang akan menghancurkan hasil
panen. Para petani di komunitas itu segera “siaga 24 jam”. Dimulai hari Jumat
sore dan hari Sabtu mereka memanen hasil ladang sebelum hama belalang tiba. Itu
dilakukan semua orang, kecuali seorang. Seorang petani beragama Masehi Advent
Hari Ketujuh mejalankan rutinitas. Jumat sorenya, mengesampingkan semua peralatan dan pekerjaan yang biasa ia
kerjakan di lain hari. Mengantisipasi tanggapannya, beberapa tetangga
mendatanginya untuk berargumen dengannya. Hasil pekerjaan selama satu tahun
sedang dipertaruhkan. Tentu Tuhan tidak akan apa-apa jika si petani Advent
itu “mengurusi urusannya” hanya sekali
ini saja?
“Saya akan memelihara Sabat
sebagaimana biasa”, kata petani tersebut kepada tetangga-tetanggnya. “Saya akan
mempercayai Allah yang akan membereskan belalang-belalang itu”. Para
tetangganya mencoba lagi membujuknya. Tapi keputusannya sudah bulat, jadi
merekapun kembali ke ladangnya dan bekerja keras mengamankan hasil panen
sebelum hama belalang tiba. Sepanjang Jumat malam dan sepanjang hari Sabtu
mereka bekerja keras, berhasil menyelamatkan sebagian besar yang telah mereka
tanam.
Hari minggu pagi tiba, dan si
petani Advent memandang ke luar jendela dengan sisa-sisa yang semestinya
panenan yang melimpah-ruah. Belalang-belalang telah melahap semuanya. Para
tetangganya kembali untuk menghibur sekaligus menegurnya. Tapi mereka
memintanya untuk menjelaskan mengapa Allah tidak memberikan imbalan atas
kesetiannya. “Tuhan tidak selalu menyelesaikan semuanya di bulan Oktober”,
jawab si petani.
Dalam ayat kita, Tuhan adalah
Alfa dan Omega (awal dan akhir dalm alfabet Yunani). Dia adalah Yang Ada, Yang
sudah Ada, dan Yang akan Datang (yang memegang kendali atas masa lampau, masa
kini, dan masa depan), Yang Maha Kuasa. Allah adalah Tuhan atas sejarah. Situasi
apapun yang kita hadapi tidak akan sanggup mengejutkan-Nya. Segala yang menimpa
kita adalah bagian dari rencana yang lebih besar. Tapi bagaimana dengan
ketidakberuntugan si petani malang? Peghakiman Tuhan atas bangsa-bangsa yang
jahat dan sistemnya termuat dalam seluruh Kitab Wahyu. Namun umat-Nya ditemukan
di dalam bangsa-bangsa dan sistem yang sama. Mereka mengalami “efek samping”
penghakiman Ilahi dikarenakan sistemnya manusia bercampur-aduk, maka umat Allah
yang setia tidak boleh mengharapkan keamanan sempurna dalam hidup ini.
Kesetiaan tidak selalu menerima hadiah langsung. Tuhan tidak selalu membuat
penyelesaian akhir di bulan Oktober.
Tuhan,
beri aku keyakinan hari ini untuk mengetahui bahwa Engkau tetap memegang
kendali, bahkan saat keadaan tampaknya benar-benar tidak terkendali. Beri aku
kesabaran untuk menantikan keadilan dari-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar