Sabtu, 12 Januari 2013

14 Januari



AKU ADALAH ALFA DAN OMEGA, FIRMAN TUHAN ALLAH, YANG ADA DAN YANG SUDAH ADA DAN YANG AKAN DATANG, YANG MAHA KUASA” (Wahyu 1:8)

Suatu hari Jumat di bulan Oktober tersiar kabar di suatu komunitas bahwa hama belalang akan menghancurkan hasil panen. Para petani di komunitas itu segera “siaga 24 jam”. Dimulai hari Jumat sore dan hari Sabtu mereka memanen hasil ladang sebelum hama belalang tiba. Itu dilakukan semua orang, kecuali seorang. Seorang petani beragama Masehi Advent Hari Ketujuh mejalankan rutinitas. Jumat sorenya, mengesampingkan  semua peralatan dan pekerjaan yang biasa ia kerjakan di lain hari. Mengantisipasi tanggapannya, beberapa tetangga mendatanginya untuk berargumen dengannya. Hasil pekerjaan selama satu tahun sedang dipertaruhkan. Tentu Tuhan tidak akan apa-apa jika si petani Advent itu  “mengurusi urusannya” hanya sekali ini saja?
“Saya akan memelihara Sabat sebagaimana biasa”, kata petani tersebut kepada tetangga-tetanggnya. “Saya akan mempercayai Allah yang akan membereskan belalang-belalang itu”. Para tetangganya mencoba lagi membujuknya. Tapi keputusannya sudah bulat, jadi merekapun kembali ke ladangnya dan bekerja keras mengamankan hasil panen sebelum hama belalang tiba. Sepanjang Jumat malam dan sepanjang hari Sabtu mereka bekerja keras, berhasil menyelamatkan sebagian besar yang telah mereka tanam.
Hari minggu pagi tiba, dan si petani Advent memandang ke luar jendela dengan sisa-sisa yang semestinya panenan yang melimpah-ruah. Belalang-belalang telah melahap semuanya. Para tetangganya kembali untuk menghibur sekaligus menegurnya. Tapi mereka memintanya untuk menjelaskan mengapa Allah tidak memberikan imbalan atas kesetiannya. “Tuhan tidak selalu menyelesaikan semuanya di bulan Oktober”, jawab si petani.
Dalam ayat kita, Tuhan adalah Alfa dan Omega (awal dan akhir dalm alfabet Yunani). Dia adalah Yang Ada, Yang sudah Ada, dan Yang akan Datang (yang memegang kendali atas masa lampau, masa kini, dan masa depan), Yang Maha Kuasa. Allah adalah Tuhan atas sejarah. Situasi apapun yang kita hadapi tidak akan sanggup mengejutkan-Nya. Segala yang menimpa kita adalah bagian dari rencana yang lebih besar. Tapi bagaimana dengan ketidakberuntugan si petani malang? Peghakiman Tuhan atas bangsa-bangsa yang jahat dan sistemnya termuat dalam seluruh Kitab Wahyu. Namun umat-Nya ditemukan di dalam bangsa-bangsa dan sistem yang sama. Mereka mengalami “efek samping” penghakiman Ilahi dikarenakan sistemnya manusia bercampur-aduk, maka umat Allah yang setia tidak boleh mengharapkan keamanan sempurna dalam hidup ini. Kesetiaan tidak selalu menerima hadiah langsung. Tuhan tidak selalu membuat penyelesaian akhir di bulan Oktober.

Tuhan, beri aku keyakinan hari ini untuk mengetahui bahwa Engkau tetap memegang kendali, bahkan saat keadaan tampaknya benar-benar tidak terkendali. Beri aku kesabaran untuk menantikan keadilan dari-Mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar