Senin, 11 Maret 2013

12 Maret



“Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di FILADELFIA…(Wahyu 3:7)

Seperti diketahui kebanyakan orang Amerika, nama Filadelfia berarti “kasih persaudaraan”. Philadelphia, Pennsylvania, mendapat sebutan kota Kasih Persaudaraan. Entah dari mana asal nama kota Filadelfia kuno, tapi orang-orang Turki di sana masih memperlihatkan karakteristik ini.
Kota Filadelfia terletak di kota modern Alashehir. Kali pertama kami berkunjung kesana, saya merasa tidak fit. Jadi saya berjalan menyusuri jalanan pada hari pasar, mengamati sekeliling saya, tetapi tidak ingin berbicara atau terlibat dengan orang-orang. Tiba-tiba seorang pria bergegas ke arah saya dari balik sebuah kios sayuran. Tidak mampu berbicara bahasa Inggris, dia menunjuk kamera saya, lalu dirinya dan kios sayurannya. Dia ingin saya memfotonya. Saya tahu kebiasaan Timur Tengah seperti itu berarti “Engkau ambil fotonya, saya ambil bakshesh”. Dengan kata lain, bila saya memfotonya, maka saya akan membayar beberapa dolar. Dengan hati  yang tak nyaman, saya tidak tertarik memfoto kios sayurannya. Tetapi saya berpura-pura, saya memfotonya, mengira dia akan tertipu.
Ketika saya selesai memfotonya, hal yang luar biasa terjadi. Dia membuat gerakan agar saya menunggu sebentar, mengeluarkan kantong kertas dan mengisinya dengan sayur-sayuran dari kiosnya, lalu menyerahkannya pada saya dan berkata, “Selamat datang!” Dengan senyuman dan lambaian tangan dia mengantar saya pergi. Saya benar-benar malu dengan sikap saya. Pada saat itu saya sadar bahwa adalah teladan yang luar biasa dari kasih persaudaraan yang melatarbelakangi nama kota tersebut.
Tidak lama kemudian keluarga saya beserta tiga mahasiswa menemukan sebuah restoran kecil, beberapa ratus meter dari pasar. Menu andalan mereka adalah roti keju dengan salad. Karena kami adalah vegetarian, kedengarannya itu adalah hidangan yang cocok untuk seorang pelancong. Kami mengawasi dengan takjub, saat koki mengolah potongan-potongan roti panjang, mengisinya dengan keju lokal, lalu menaruhnya dalam sebuah tungku dari batu–bata. Makanannya lezat dan harganya hanya 5 dolar untuk kami berdelapan! Saya begitu tersentuh hingga memberikan tip 25 sen sebagai tanda terima kasih. Karena anak-anak kadang lambat, kami meninggalkan para mahasiswa dan langsung menuju ke bus.
Para mahasiswa tiba 15 menit kemudian dengan hidangan roti keju yang lain. Rupanya pria itu begitu terharu dengan tip dari saya sehingga dia menyiapkan hidangan kedua bagi kami sebagai tanda terima kasih! Hal itu sangat membuat saya terharu. Kasih persaudaraan adalah hal yang luar biasa, yang mendatangkan sukacita bagi si pemberi maupun penerima. Saya tidak akan pernah melupakan kawan-kawan Turki saya!

Tuhan, aku ingin memperlihatkan kasih-Mu dengan cara memberikan diriku bagi sesama. Semoga Engkau menunjukkan makna kasih-Mu melalui aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar