Selasa, 12 Maret 2013

13 Maret



"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, YANG MEMEGANG KUNCI DAUD; APABILA IA MEMBUKA, TIDAK ADA YANG DAPAT MENUTUP; APABILA IA MENUTUP, TIDAK ADA YANG DAPAT MEMBUKA.” (Wahyu 3:7)

Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Pemegang kunci Daud. Dia memiliki otoritas untuk membuka dan menutup, menjadikannya sebagai Pengontrol pintu masuk kerajaan, tempat dimana otoritas kerajaan berpusat.
Bahasa dalam ayat di atas didasarkan pada Yesaya 22:22. Sanherib daru Asyur sedang menyerang Yerusalem. Para pemimpin negeri telah mengumpulkan persenjataan , menjaga tembok kota, dan mengamankan persediaan air kota. Namun Allah mengkritik pekerjaan mereka karena dalam persiapan itu mereka tidak pernah meminta pertolongan-Nya. Malah, saat menyadari situasi yang mereka hadapi tidak ada harapan lagi, mereka memutuskan untuk berpesta pora dan menikmati sedikit sumber daya yang tersisa sebelum ajal menjemput mereka (ayat 1-13).
Shebna, yang berkuasa atas kerajaan, terbukti sama materialistisnya dengan bangsa itu, memerintahkan agar kuburan yang spektakuler digali untuk dirinya di tempat terhormat (ayat 15,16). Tuhan menggulingkannya dari posisinya dan menggantikan kunci Daud kepada Eliakim, putra Hilkia (ayat 7-21). Mulai saat itu, Eliakim yang memiliki otoritas untuk membuka dan menutup pintu-pintu kerajaan (ayat 22).
Dalam pemerintahan negara kita menyebut posisi yang digambarkan disini sebagai kepala staf. Banyak orang berpendapat bahwa para pimpinan puncak dalam pemerintahan negara bertemu dengan presiden setiap hari. Sebenarnya, hanya sedikit sekali yang memperoleh kesempatan istimewa seperti itu. Di antara semua orang lain, kepala staf senantiasa berhubungan dengan presiden. Jika ia berkehendak dan presiden mengizinkan, kepala staf bisa menjadi posisi yang berkuasa dan berpengaruh dalam pemerintahan negara, sekalipun orang tersebut tidak pernah dipilih oleh orang-orang maupun diratifikasi oleh kongres atau parlemen.
Akan halnya di Smirna, para anggota jemaat di Filadelfia mengalami konflik sehubungan dengan sinagoge setempat. Agaknya orang-orang Kristen Filadelfia mendapati diri mereka terusir dari keanggotaan sinagoge, dan mungkin mereka mempertanyakan apakah mereka juga telah kehilangan tempat mereka di surga. Yesus meyakinkan mereka bahwa Dia, dan hanya Dia, yang memutuskan siapa yang bisa memasuki Bait Suci Allah. Selama mereka tetap mempertahankan hubungan dengan Dia, posisi mereka tetap aman.

Tuhan, aku menghargai hubungan yang kumiliki di dalam Kristus. Bantulah aku untuk melayani-Mu hari ini dengan penuh sukacita karena Engkau telah menyediakan tempat bagiku di surga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar