"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia:
Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar,
YANG MEMEGANG KUNCI DAUD; APABILA IA
MEMBUKA, TIDAK ADA YANG DAPAT MENUTUP; APABILA IA MENUTUP, TIDAK ADA YANG DAPAT
MEMBUKA.” (Wahyu 3:7)
Yesus
menyatakan diri-Nya sebagai Pemegang kunci Daud. Dia memiliki otoritas untuk
membuka dan menutup, menjadikannya sebagai Pengontrol pintu masuk kerajaan,
tempat dimana otoritas kerajaan berpusat.
Bahasa
dalam ayat di atas didasarkan pada Yesaya 22:22. Sanherib daru Asyur sedang
menyerang Yerusalem. Para pemimpin negeri telah mengumpulkan persenjataan ,
menjaga tembok kota, dan mengamankan persediaan air kota. Namun Allah
mengkritik pekerjaan mereka karena dalam persiapan itu mereka tidak pernah
meminta pertolongan-Nya. Malah, saat menyadari situasi yang mereka hadapi tidak
ada harapan lagi, mereka memutuskan untuk berpesta pora dan menikmati sedikit
sumber daya yang tersisa sebelum ajal menjemput mereka (ayat 1-13).
Shebna,
yang berkuasa atas kerajaan, terbukti sama materialistisnya dengan bangsa itu,
memerintahkan agar kuburan yang spektakuler digali untuk dirinya di tempat
terhormat (ayat 15,16). Tuhan menggulingkannya dari posisinya dan menggantikan
kunci Daud kepada Eliakim, putra Hilkia (ayat 7-21). Mulai saat itu, Eliakim
yang memiliki otoritas untuk membuka dan menutup pintu-pintu kerajaan (ayat
22).
Dalam
pemerintahan negara kita menyebut posisi yang digambarkan disini sebagai kepala
staf. Banyak orang berpendapat bahwa para pimpinan puncak dalam pemerintahan
negara bertemu dengan presiden setiap hari. Sebenarnya, hanya sedikit sekali
yang memperoleh kesempatan istimewa seperti itu. Di antara semua orang lain,
kepala staf senantiasa berhubungan dengan presiden. Jika ia berkehendak dan
presiden mengizinkan, kepala staf bisa menjadi posisi yang berkuasa dan
berpengaruh dalam pemerintahan negara, sekalipun orang tersebut tidak pernah
dipilih oleh orang-orang maupun diratifikasi oleh kongres atau parlemen.
Akan
halnya di Smirna, para anggota jemaat di Filadelfia mengalami konflik
sehubungan dengan sinagoge setempat. Agaknya orang-orang Kristen Filadelfia
mendapati diri mereka terusir dari keanggotaan sinagoge, dan mungkin mereka
mempertanyakan apakah mereka juga telah kehilangan tempat mereka di surga.
Yesus meyakinkan mereka bahwa Dia, dan hanya Dia, yang memutuskan siapa yang
bisa memasuki Bait Suci Allah. Selama mereka tetap mempertahankan hubungan
dengan Dia, posisi mereka tetap aman.
Tuhan, aku menghargai hubungan yang kumiliki di dalam
Kristus. Bantulah aku untuk melayani-Mu hari ini dengan penuh sukacita karena
Engkau telah menyediakan tempat bagiku di surga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar