“Barangsiapa menang, IA AKAN KUJADIKAN SOKOGURU DI DALAM BAIT
SUCI ALLAH-KU, DAN IA TIDAK AKAN KELUAR LAGI DARI SITU; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku,
nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku,
dan nama-Ku yang baru. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang
dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat." (Wahyu 3: 12 ,13)
Tepat
di luar kota Aswan, Mesir, di tengah-tengah danau Nasser, terletak sebuah pulau
bernama Philae. Tempat itu dapat dicapai oleh felucca (perahu layar mesir) atau perahu motor kecil. Monarki
Ptolomeus dari Yunani yang membangun kuil Philae kurang lebih dua abad sebelum
zaman Yesus. Meskipun para penguasa Yunani itu tidak memuja dewa-dewi Mesir,
mereka menghormati budaya Mesir yang
agung dan berusaha menyediakan kuil yang merupakan salinan budaya Mesir kuno
dan arsitektur Thebes.
Dikarenakan
relative lebih muda dan faktanya bahwa pasir menutupi kuil itu selama beratus-ratus
tahun, Philae sekarang ini tetap mengagumkan dibandingkan reruntuhan Karnak
serta area di sekitar Lembah Raja-raja. Atapnya tetap utuh, demikian pula karya
seni di dalamnya, mencakup lukisan-lukisan penuh warna-warni yang tetap utuh
bahkan setelah 2.200 tahun.
Seperti
kuil-kuil Mesir kuno lainnya (dan seperti Bait Allah untuk Yahweh pada zaman
Alkitab), seseorang melintasi gerbang yang sangat besar memasuki pelataran
luar. Sebuah gerbang lain terbuka ke dalam struktur kuil itu, dengan
kamar-kamar berurutan yang menuju ke kuil bagian dalam yang kecil yang
merupakan bagian paling suci dari seluruh kompleks. Pada setiap tingkatan
kesucian, akses menjadi makin terbatas, hingga akhirnya iman pada tingkatan
yang paling tinggi yang dapat memasuki kuil sebelah dalam.
Kitab
Wahyu penuh dengan kiasan Bait Allah di Surga. Wahyu 4 dan 5 menyinggung
tentang kaki dian, dupa, Anak Domba, penyembahan dan hadirat Allah sendiri.
Wahyu 6:9 berbicara tentang mezbah pengorbanan, dan Wahyu 8:3-5 serta 9:3
tentang mezbah pedupaan. Wahyu 11:9 secara eksplisit menghubungkan tabut
perjanjian dengan bagian dalam tabernakel surgawi. Bait Allah surgawi
disinggung kembali dalam Wahyu 15, hanya kali ini dikosongkan karena kemuliaan
Allah berdiam di dalamnya (Wahyu 15:5-8). Kitab itu menyatakan bahwa umat Allah
melaksanakan kebaktian di hadapan-Nya siang dan malam di dalam Bait-Nya (Wahyu
7:15-17 ; 22:2-5).
Janji
kepada jemaat Filadelfia mencakup berdiam secara permanen di dalam bagian
paling dalam dari Bait Allah surgawi. Orang-orang Kristen akan selalu berada di
hadirat Ilahi. Ini berarti mereka berperan besar dalam pengaturan alam semesta
(baca Wahyu 3:21). Meski lemah dan sering dibenci di dunia ini, hamba-hamba
Allah akan ditinggikan di tempat tertinggi yang abadi.
Tuhan, persiapkan aku sekarang untuk peran mulia yang telah
Engkau persiapkan bagi semua umat-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar