Kamis, 14 Maret 2013

15 Maret



“Lihatlah, beberapa orang dari jemaah Iblis, yaitu mereka yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, melainkan berdusta, akan Kuserahkan kepadamu. Sesungguhnya Aku akan menyuruh mereka datang dan TERSUNGKUR DI DEPAN KAKIMU dan mengaku, bahwa Aku mengasihi engkau. (Wahyu 3:9)

Karena di tempat saya mengajar terdapat serombongan siswa dari Korea, saya penasaran dengan aspek-aspek budaya Korea. Satu paling menarik adalah kebiasaan membungkuk. Seperti banyak budaya Asia, membungkuk adalah bagian proses memberi salam orang Korea, selain juga ungkapan rasa terima kasih dan meminta maaf.
Saya mengamati bahwa “membungkuk” ada beberapa jenis. Saat dua individu dari status yang setara saling bertemu, mereka biasanya membungkuk  dalam proporsi yang sama. Saat seseorang dari status yang lebih tinggi bertemu dengan seseorang dari status yang lebih rendah, dia akan menyapa dengan membungkuk tetapi tidak serendah orang di hadapannya itu. Dan ketika seorang menerima hadiah atau isyarat penghargaan, seberapa rendah dia membungkuk sepadan dengan penghargaannya terhadap hadiah atau isyarat tersebut. Hal yang sama berlaku untuk membungkuk dengan tujuan minta maaf, makin “dalam” dia membungkuk semakin besar rasa penyesalannya.
Merupakan penegasan bagi para guru untuk mmbungkuk pada seorang siswa Korea sebagai ucapan salam, tetapi biasanya membungkuk yang tidak dalam, hampir seperti menganggukkan kepala. Namun bagi orang-orang Korea, sistem membungkuk ini bukanlah tindakan yang diperhitungkan matang-matang. Sebaliknya, hal itu bersifat naluriah, suatu reaksi budaya yang spontan terhadap peristiwa dan orang-orang. Ritual yang sama pastinya adalah sesuatu yang umum dalam dunia Greco-Romawi zaman kuno.
Kata bahasa Yunani untuk “membungkuk dalam-dalam” dalam ayat kita sama dengan “menyembah” dalam Kitab Wahyu. Dengan demikian, hal itu mengimplikasikan suatu pengakuan, bahwa orang lain lebih superior, pantas dipuja dan disembah. Latar belakang dari ayat di atas ada dalam Perjanjian Lama. Putra-putra mereka yang tertindas di Babel akan membungkuk kepada mereka, memperlihatkan bahwa orang-orang buangan itu tidak lagi dibenci, tetapi sekarang dihormati (Yesaya 45:14 ; 49:23 ; 60:14). Orang-orang Yahudi tidak perlu membalas dendam atas penghinaan yang mereka terima. Allah sendiri yang akan membalikkan keberuntungan mereka. Demikian pula halnya orang-orang Kristen yang tertindas, baik oleh orang-orang Yahudi maupun bukan Yahudi, suatu hari nanti akan dibuktikan tak bersalah oleh Allah (Wahyu 3:9).

Tuhan, saat aku tertindas tolonglah aku untuk memercayai Engkau dapat membalikkan keadaan pada waktu-Mu yang tepat. Bantu aku untuk tidak bertindak sendiri, tetapi dengan sabar menantikan waktu-Mu yang tepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar