“Lihatlah, beberapa orang dari jemaah Iblis, yaitu mereka
yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian,
melainkan berdusta, akan Kuserahkan kepadamu. Sesungguhnya Aku akan menyuruh
mereka datang dan TERSUNGKUR DI DEPAN KAKIMU dan mengaku, bahwa Aku mengasihi engkau.
(Wahyu 3:9)
Karena
di tempat saya mengajar terdapat serombongan siswa dari Korea, saya penasaran
dengan aspek-aspek budaya Korea. Satu paling menarik adalah kebiasaan
membungkuk. Seperti banyak budaya Asia, membungkuk adalah bagian proses memberi
salam orang Korea, selain juga ungkapan rasa terima kasih dan meminta maaf.
Saya
mengamati bahwa “membungkuk” ada beberapa jenis. Saat dua individu dari status
yang setara saling bertemu, mereka biasanya membungkuk dalam proporsi yang sama. Saat seseorang dari
status yang lebih tinggi bertemu dengan seseorang dari status yang lebih
rendah, dia akan menyapa dengan membungkuk tetapi tidak serendah orang di
hadapannya itu. Dan ketika seorang menerima hadiah atau isyarat penghargaan,
seberapa rendah dia membungkuk sepadan dengan penghargaannya terhadap hadiah
atau isyarat tersebut. Hal yang sama berlaku untuk membungkuk dengan tujuan
minta maaf, makin “dalam” dia membungkuk semakin besar rasa penyesalannya.
Merupakan
penegasan bagi para guru untuk mmbungkuk pada seorang siswa Korea sebagai
ucapan salam, tetapi biasanya membungkuk yang tidak dalam, hampir seperti
menganggukkan kepala. Namun bagi orang-orang Korea, sistem membungkuk ini
bukanlah tindakan yang diperhitungkan matang-matang. Sebaliknya, hal itu
bersifat naluriah, suatu reaksi budaya yang spontan terhadap peristiwa dan
orang-orang. Ritual yang sama pastinya adalah sesuatu yang umum dalam dunia
Greco-Romawi zaman kuno.
Kata
bahasa Yunani untuk “membungkuk dalam-dalam” dalam ayat kita sama dengan
“menyembah” dalam Kitab Wahyu. Dengan demikian, hal itu mengimplikasikan suatu
pengakuan, bahwa orang lain lebih superior, pantas dipuja dan disembah. Latar
belakang dari ayat di atas ada dalam Perjanjian Lama. Putra-putra mereka yang
tertindas di Babel akan membungkuk kepada mereka, memperlihatkan bahwa
orang-orang buangan itu tidak lagi dibenci, tetapi sekarang dihormati (Yesaya
45:14 ; 49:23 ; 60:14). Orang-orang Yahudi tidak perlu membalas dendam atas
penghinaan yang mereka terima. Allah sendiri yang akan membalikkan keberuntungan
mereka. Demikian pula halnya orang-orang Kristen yang tertindas, baik oleh
orang-orang Yahudi maupun bukan Yahudi, suatu hari nanti akan dibuktikan tak
bersalah oleh Allah (Wahyu 3:9).
Tuhan, saat aku tertindas tolonglah aku untuk memercayai
Engkau dapat membalikkan keadaan pada waktu-Mu yang tepat. Bantu aku untuk
tidak bertindak sendiri, tetapi dengan sabar menantikan waktu-Mu yang tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar