Senin, 18 Maret 2013

19 Maret



“Barangsiapa menang, IA AKAN KUJADIKAN SOKOGURU DI DALAM BAIT SUCI ALLAH-KU, DAN IA TIDAK AKAN KELUAR LAGI DARI SITU; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.  Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat." (Wahyu 3:12,13)

Karena terlibat kesulitan dengan sinagoge setempat, para anggota jemaat di Filadelfia agaknya mempertanyakan akses mereka dengan Allah. Surat Ilahi menjamin keberlangsungan akses mereka kepada Tuhan di dalam Kristus Yesus. Yesuslah yang memegang kunci Daud. Dia yang membukakan pintu surga bagi mereka, dan Dia akan menjadikan mereka sokoguru dalam Bait Allah. Itu berarti mereka akan senantiasa menjadi bagian dari lingkup Allah.
Akses bisa membuat perbedaan besar di dunia ini. Saya teringat ketika saya masih mahasiswa seminari, lebih dari 30 tahun yang lalu. Konferens New York yang mensponsori kami, dan ditambah dengan penghasilan istri saya, itu cukup sehingga kami bisa hidup dengan nyaman, makan cukup, dan bisa membayar uang kuliah.
Kemudian datanglah resesi tahun 1974. Orang-orang di seluruh wilayah kehilangan pekerjaan mereka. suatu hari istri saya baru tahu bahwa pasar petani tempat dia bekerja tidak dapat lagi mempekerjakannya. Dalam satu hari kami kehilangan hampir setengah dari pendapatan kami. Meskipun saya dapat menambah jam kerja saya di perpustakaan tempat saya bekerja paruh waktu, itu hanya sedikit menambah pendapatan kami. Ini menempatkan saya pada posisi yang dihadapi banyak mahasiswa lain, tetapi sebelumnya saya adalah orang asing. Saya perlu menemui staf bidang keuangan mahasiswa untuk memohon pinjaman. Lama saya duduk di ruang tunggu. Pintu kantor staf keuangan tetap tertutup. Apapun juga yang sedang berlangsung di dalam, itu jauh lebih penting dari pada saya.
Kira-kira pada saat itu seorang gadis remaja berjalan memasuki ruang tunggu dan menunjuk pintu yang tertutup. Saat sekretaris menganggukkan kepala, gadis itu berjalan ke arah pintu dan membukanya! Betapa beraninya! Sungguh tidak adil! Lalu katanya dengan sedih, “Ayah?” Mendapatkan tanggapan positif, saya kira, dia pun memasuki ruangan.
Apakah perbedaan antara dia dan saya? Dia punya akses dengan ayahnya, sesuatu yang tidak bisa saya klaim. Pintu yang tertutup bagi saya, justru terbuka baginya. Itulah yang terjadi saat Anda mengenal Yesus. Di dalam Dia kita memiliki akses kepada Bapa.

Tuhan, terima kasih atas akses penuh kepada-Mu di dalam Kristus. Semoga aku hidup dan bertindak hari ini sebagai orang yang tahu itu dari pengalaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar