“Barangsiapa menang, IA AKAN KUJADIKAN SOKOGURU DI DALAM BAIT
SUCI ALLAH-KU, DAN IA TIDAK AKAN KELUAR LAGI DARI SITU; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu
Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan
apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat." (Wahyu 3:12,13)
Karena
terlibat kesulitan dengan sinagoge setempat, para anggota jemaat di Filadelfia
agaknya mempertanyakan akses mereka dengan Allah. Surat Ilahi menjamin
keberlangsungan akses mereka kepada Tuhan di dalam Kristus Yesus. Yesuslah yang
memegang kunci Daud. Dia yang membukakan pintu surga bagi mereka, dan Dia akan
menjadikan mereka sokoguru dalam Bait Allah. Itu berarti mereka akan senantiasa
menjadi bagian dari lingkup Allah.
Akses
bisa membuat perbedaan besar di dunia ini. Saya teringat ketika saya masih
mahasiswa seminari, lebih dari 30 tahun yang lalu. Konferens New York yang
mensponsori kami, dan ditambah dengan penghasilan istri saya, itu cukup
sehingga kami bisa hidup dengan nyaman, makan cukup, dan bisa membayar uang
kuliah.
Kemudian
datanglah resesi tahun 1974. Orang-orang di seluruh wilayah kehilangan
pekerjaan mereka. suatu hari istri saya baru tahu bahwa pasar petani tempat dia
bekerja tidak dapat lagi mempekerjakannya. Dalam satu hari kami kehilangan
hampir setengah dari pendapatan kami. Meskipun saya dapat menambah jam kerja
saya di perpustakaan tempat saya bekerja paruh waktu, itu hanya sedikit
menambah pendapatan kami. Ini menempatkan saya pada posisi yang dihadapi banyak
mahasiswa lain, tetapi sebelumnya saya adalah orang asing. Saya perlu menemui
staf bidang keuangan mahasiswa untuk memohon pinjaman. Lama saya duduk di ruang
tunggu. Pintu kantor staf keuangan tetap tertutup. Apapun juga yang sedang
berlangsung di dalam, itu jauh lebih penting dari pada saya.
Kira-kira
pada saat itu seorang gadis remaja berjalan memasuki ruang tunggu dan menunjuk
pintu yang tertutup. Saat sekretaris menganggukkan kepala, gadis itu berjalan
ke arah pintu dan membukanya! Betapa beraninya! Sungguh tidak adil! Lalu
katanya dengan sedih, “Ayah?” Mendapatkan tanggapan positif, saya kira, dia pun
memasuki ruangan.
Apakah
perbedaan antara dia dan saya? Dia punya akses dengan ayahnya, sesuatu yang
tidak bisa saya klaim. Pintu yang tertutup bagi saya, justru terbuka baginya.
Itulah yang terjadi saat Anda mengenal Yesus. Di dalam Dia kita memiliki akses
kepada Bapa.
Tuhan, terima kasih atas akses penuh kepada-Mu di dalam
Kristus. Semoga aku hidup dan bertindak hari ini sebagai orang yang tahu itu
dari pengalaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar