Jumat, 01 Maret 2013

2 Maret



Lihatlah, Aku akan MELEMPARKAN DIA KE ATAS RANJANG ORANG SAKIT dan mereka yang berbuat zinah dengan dia akan Kulemparkan ke dalam kesukaran besar, jika mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan perempuan itu. DAN ANAK-ANAKNYA AKAN KUMATIKAN dan semua jemaat akan mengetahui,…” (Wahyu 2:22,23)

Hukuman disini setimpal dengan kejahatan yang dibuat. Karena Izebel telah membawa orang-orang melakukan perzinahan, dia sendiri dilemparkan ke atas ranjang, tempat dimana hubungan seksual biasanya berlangsung (bnd. Ibrani 13:4). Namun tidak jelas apakah ayat tersebut memiliki konteks seksual atau tidak. Ranjang juga adalah tempat dimana orang-orang berbaring saat terserang penyakit yang parah. Kata “kematian” juga bisa berarti “wabah” atau penyakit menular.
Frasa “dan anak-anaknya akan Kumatikan” tidak sesuai dengan kondisi dunia zaman sekarang ini. Ada unsur penyiksaan di dalamnya. Ketika berada di bumi ini, Yesus selalu mengasihi anak-anak dan tidak pernah berharap mereka berada dalam bahaya. Namun demikian, seringkali anak-anak menderita sebagai akibat dari tindakan orang dewasa, termasuk juga orang tua mereka. Dalam kasus ini, “anak-anak” mungkin adalah murid-murid Izebel yang telah dewasa, mereka yang mempercayai dan mempraktikan ajaran-ajarannya.
Ayat di atas mengingatkan bahwa orang-orang yang memiliki karunia pun bisa jadi berbuat salah. Izebel adalah seorang yang sangat berbakat, seorang yang diakui sebagai nabiah dan guru dengan otoritas besar serta pengikut-pengikut. Meskipun mungkin tidak menyadarinya, ia sedang membawa pengikutnya ke dalam kegelapan. Bagaimana teks ini dapat diterapkan pada para pemimpin gereja zaman sekarang ini? Jika Anda dan saya mendapati diri kita berada dalam posisi pemimpin di gereja, bagaimana kita bisa tahu bahwa kita telah berbuat salah? Bagaimana kita menyadari bahwa kita sedang memanfaatkan talenta yang Allah karuniakan kepada kita untuk memimpin orang-orang ke arah yang salah?
Jika Anda seorang pemimpin di gereja, awasilah dengan cermat “murid-murid” Anda. Seperti apa perilaku mereka? Hal-hal apa yang mereka wakili kepada orang-orang lain? Para pengikut seringkali “menangkap” nuansa-nuansa dalam pengajaran yang bahkan tidak disadari oleh sang guru. Kelemahan dalam instruksi-instruksi semacam itu mungkin menjadi jelas dalam perilaku mereka yang mengasihi sang guru. Mereka yang paling mengasihi sang gurulah, dalam perilaku mereka tercermin kelemahan dan pengajarannya.

Tuhan, aku membutuhkan kemampuan membedakan yang lebih besar untuk dapat sepenuhnya memahami implikasi dari segala sesuatu yang aku yakini dan ajarkan. Bantulah aku untuk bersedia tunduk kepada tindak koreksi-Mu, sekalipun itu melalui individu-individu yang mungkin aku tidak sukai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar